Sabtu, 24 September 2016

5 kejahatan perang amerika







5 Kejahatan Perang Paling Keji Yang Dilakukan Amerika Amerika seolah dianggap sebagai pembuat masalah. Banyak hal yang membuat negara ini tidak disukai salah satunya adalah dalam hal peperangan. Amerika memiliki catatan sejarah panjang tentang keterlibatannya terhadap berbagai peperangan. Yang mengerikan, ternyata Amerika juga beberapa kali melakukan kejahatan perang yang begitu keji seperti berikut ini. Mari simak ulasan dari 5 Kejahatan Perang Amerika yang Paling Keji. The Balingiga Massacre – Peperangan Filipina-America Pada masa perang Spanyol-Amerika tahun 1898, pasukan Amerika menangkap warga Filipina yang berjuang melawan pendudukan dua negara tersebut. Maka terjadilah perang Filipina-Amerika, sebuah pertempuran hebat di tengah hutan. Setelah banyak korban Amerika berjatuhan akibat pemberontak Filipina di Provinsi Samar, Jendral Jacob H. Smith membalas dendam kepada masyarakat biasa. Ia mengatakan, “Aku tidak ingin ada tahanan. Aku mau kalian semua membunuh dan membakar. Semakin banyak kalian membunuh dan membakar, maka kalian akan semakin menyenangkan aku.” Pasukan Jendral Smith kemudian mulai melakukan kampanye genosida di desa-desa. Ia memerintahkan siapa saja yang berusia di atas 10 tahun dan mampu membawa senjata untuk dieksekusi, dan menggiring ribuan orang lainnya ke kamp konsentrasi. Setidaknya 34 ribu orang Filipina dibunuh dalam peperangan itu dan 200 ribu orang lainnya meninggal di kamp konsentrasi akibat kolera. No Gun Ri Massacre – Perang Korea Ketika Korea Utara meluncurkan serangan mendadak ke Korea Selatan pada 25 Juni 1950, tentara Amerika yang kurang terlatih dari Tokyo segera bergegas berangkat ke semenanjung tersebut. Serangan tersebut mengakibatkan krisis pengungsi besar-besaran dan masyarakat bergegas kabur ke prajurit yang baru saja datang. Karena takut ada penyusup yang menyamar sebagai masyarakat biasa, komando Amerika memerintahkan agar tidak boleh ada masyarakat yang melewati dan pergi dari garis peperangan. Di hari yang sama perintah ini dikeluarkan 400 orang pengungsi yang berkerumun di jembatan dekat desa No Gun Ri dibunuh oleh pasukan Amerika tanpa terkecuali. Pasukan Amerika awalnya membantah terlibat dalam kasus ini. Namun kasus ini baru terkuak pada tahun 1999 ketika korban yang selamat dan tentara yang melakukan penembakan memberikan testimoni. Salah satu veteran Amerika ingat bahwa seorang letnan berteriak seperti orang gila untuk menembak semuanya. Gnadenhutten Massacre, Revolusi Amerika 8 Maret 1782, 160 prajurit Pennsylvania mengepung desa Gnadenhutten di Ohio Timur. Meskipun para penduduknya adalah suku Indian, mereka adalah penganut Kristen yang damai dan tidak memihak dalam peperangan. Meski begitu, para prajurit ini menuduh mereka melakukan penyerangan di Pennsylvania dan memutuskan untuk membunuh setiap penduduknya. Para Indian dipisahkan dalam gubuk, satu untuk pria dan yang lain untuk wanita dan anak-anak. Mereka kemudian dipukul hingga tewas sebelum kemudian dikuliti. Total, 96 dari 100 orang Indian dibunuh dan dikuliti, serta seluruh desa dibakar. Satu orang yang selamat bersembunyi di hutan dan yang lain selamat dari dikuliti dan berhasil kabur untuk memperingatkan desa sekitarnya. Serangan Udara Azzizabad Sejak tahun 2001, Afghanistan terus menerus melihat kematian masyarakat biasa di tangan pasukan Amerika. Salah satu kejadian tragis yang pernah terjadi adalah serangan udara di Azzizabad pada 22 Agustus 2008. Pasukan Amerika menerima informasi bahwa komandan Taliban, Mullah Sidiq ada dalam perjalanan ke Azzizabad setelah menyerang pasukan Amerika. Malam harinya, pesawat Amerika AC-130 melakukan serangan mematikan dan menjatuhkan bom. Serangan tersebut menewaskan setidaknya 90 orang warga dan kebanyakan diantaranya adalah anak-anak. Meski Amerika mengklaim telah membunuh Sidiq dalam serangan tersebut dan bahwa korban tewas adalah para militan, Sidiq kemudian muncul tanpa terluka sama sekali dan investigasi menunjukkan bahwa tidak ada militan di desa tersebut. Tidak ada orang Amerika yang diadili atas kejadian ini, namun seorang warga desa bernama Mohammed Nader dihukum mati oleh pemerintah Afghanistan karena memberikan informasi pada NATO yang berakibat pada serangan mematikan ini. My Lai Massacre Pada 16 Maret 1968, pasukan Charlie Company masuk ke desa My Lai di Vietnam Selatan untuk menjalankan misi “cari dan musnahkan”. Meskipun tidak ada tanda-tanda adanya pasukan musuh, para tentara diperintahkan untuk masuk desa dan mulai melakukan penembakan. Insiden tersebut langsung berubah menjadi ganas dan keji karena pasukan tersebut menembaki para warga biasa yang tidak bersenjata. Beberapa korbannya meliputi pria, wanita, orang tua, anak-anak, dan bahkan bayi. Dikabarkan setidaknya antara 300 orang warga atau lebih ditembak atau dibayonet hingga tewas dalam tragedi yang berlangsung beberapa jam ini. Hanya satu tentara, William Calley Jr. yang didakwa karena ikut serta dalam pembantaian ini. Ia dituntut hukuman seumur hidup, namun akhirnya hanya menjalani 3,5 tahun tahanan rumah. Awalnya, tiga orang prajurit yang menolak ikut serta dalam pembantaian ini dan bahkan berusaha menyelamatkan beberapa orang yang selamat malah dikucilkan dan disebut sebagai pengkhianat oleh beberapa anggota kongres Amerika. Baru setelah 30 tahun jasa mereka diakui karena melindungi warga sipil dari konflik peperangan. Tidak hanya lima kejadian itu saja, namun pemboman di Hiroshima dan Nagasaki, kekejian yang dilakukan di penjara Abu Ghraib, serta kejahatan perang lainnya menambah daftar kekejaman Amerika di masa peperangan. Sudah saatnya peperangan diakhiri dan manusia harus mulai memikirkan pentingnya nyawa manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar