Sabtu, 12 September 2015

kko marinir

SANG HANTU LAUT KKO-MARINIR INDONESIA DALAM 65 th PENGABDIAN



Lagu Pelaut

Nenek moyangku orang pelaut
Gemar mengarung luas samudera
Menerjang ombak tiada takut
Menempuh badai sudah biasa
Angin bertiup layar terkembang
Ombak berdebur di tepi pantai
Pemuda berani bangkit sekarang
Ke laut kita beramai-ramai 


29 Desember 1963. Satu unit kecil pasukan baret ungu mengendap-endap di kedalaman hutan Kalimantan, 50 kilometer perbatasan Sabah. Semangat Dwikora terpanggul pada pundak Kopral Rebani dan Kopral Subronto. Mereka adalah anggota IPAM yang memimpin penyusupan ke Malaysia. Tak berapa lama berselang, mereka telah merayap mendekat di Kalabakan. Sebuah pos pertahanan Malaysia berdiri di sana, melakukan patroli rutin di perbatasan.
Dalam hitungan yang matang, pasukan Rebani mulai menggasak pos pertahanan, diikuti pasukan Subronto yang melindungi gerak maju pasukan di depannya untuk memukul pasukan-pasukan Malaysia di pos tersebut. Dalam pertempuran jarak dekat itu, sebanyak 41 pasukan Rejimen Askar Melayu Diraja diantaranya 8 tewas dan 18 luka-luka, sisanya melarikan diri. Dalam sekejap, pos pertahanan di Kalabakan berhasil dilumpuhkan –dalam sejarah Malaysia, peristiwa ini dikenal sebagai Peristiwa Kalabakan. 

Gambar dalam dokumentasi peristiwa Pertempuran Kalabakan
Sumber gambar : 
http://www.militaryphotos.net/forums/showthread.php?108150-Malaysian-Armed-Forces-Pictures/page362Gambar dalam dokumentasi peristiwa Pertempuran Kalabakan Sumber gambar : http://www.militaryphotos.net/forums/showthread.php?108150-Malaysian-Armed-Forces-Pictures/page362

Namun, pada Januari 1964, dalam perjalanan di sebuah perairan Tawao, rakit-rakit yang ditumpangi pasukan Kopral Rebani dan Kopral Subronto dipergoki kapal Inggris. Baku tembak tak terhindarkan. 24 anggota KKO tewas, termasuk Kopral Rebani dan Kopral Subronto. Tiga yang selamat adalah Kelasi Satu Rusli, Suwadi dan Bakar dicokok pasukan Gurkha di pantai saat mengumpulkan jasad teman-temannya ke darat.[1]

Kisah-kisah pantang menyerah para marinir di era Presiden Soekarno memberikan dampak yang luar biasa pada mental dan harga diri bangsa. Operasi-operasi pertempuran dan penyusupan sering dilakukan. Mereka dikenal cepat, taktis dan senyap dalam melakukan manuver-manuver penyerangan ke dalam wilayah musuh. Tak hanya membuka jalur penyerbuan ke kantong-kantong pertahanan musuh, namun juga mampu melakukan operasi rahasia yang memiliki efek kejut luar biasa. Meski beberapa berakhir dengan tewasnya pasukan-pasukan marinir yang terkenal tangguh tersebut.
Kemahiran marinir bukanlah dongeng pengantar tidur belaka. Fakta bahwa Indonesia sebagai negara maritim pernah memiliki kekuatan tempur di lautan yang mengagumkan. Pelbagai kisah yang dituturkan betapa heroiknya marinir pada masa Soekarno. Sebuah masa di mana marinir menjadi disegani dan sangat ditakuti oleh negara-negara tetangga. Karenanya marinir sebagai “Pasukan yang lahir untuk mendarat dan menyerbu!”


Selamat HUT MARINIR Indonesia ke 65
JALESU BHUMYAMCA JAYAMAHE
di darat dan dilaut kita Jaya
Bravo Marinir-Bravo TNI

[1] Diadaptasi dari tulisan Kisah Heroik KKO Dwikora, dinukilkan dari postingan Merkava, Forum.kafegaul.com yang bersumber dari Tempo. Lihat juga dengan judul yang sama di www.hukumpolitik.com


di unggah dari Buku "Hantu Laut KKO-Marinir Indonesia" segera terbit

denjaka marinir



Detasemen Jala Mangkara (disingkat Denjaka) adalah sebuah detasemen pasukan khusus TNI yang menempati Hirarki tertinggi dalam jajaran Korps Marinir dan TNI-AL. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984. Denjaka merupakan satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL.

Prajurit Denjaka ditutut memiliki kesiapan operasional mobilitas kecepatan, kerahasiaan dan pendadakan yang tertinggi serta medan operasi yang berupa kapal-kapal, instalasi lepas pantai dan daerah pantai. Disamping itu juga memiliki keterampilan mendekati sasaran melalui laut, bawah laut dan vertikal dari udara.

Mari kita lihat lebih jelas di bawah gan, gimana pendidikan, tugasnya, serta keahlian apa aja yang dimiliki oleh satuan Denjaka ini gan



Quote:
Quote:Quote:Sejarah Pasukan Khusus Denjaka


Detasemen Jala Mangkara (disingkat Denjaka) adalah sebuah detasemen pasukan khusus TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL. Anggota Denjaka dididik di Bumi Marinir Cilandak dan harus menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut). Lama pendidikan ini adalah 6 bulan. Intinya Denjaka memang dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984. Denjaka memiliki tugas pokok membina kemampuan antiteror dan antisabotase di laut dan di daerah pantai serta kemampuan klandestin aspek laut.



Quote:Pasukan Khusus AL
Pada tanggal 4 November 1982, KSAL membentuk organisasi tugas dengan nama Pasukan Khusus AL (Pasusla). Keberadaan Pasusla didesak oleh kebutuhan akan adanya pasukan khusus TNI AL guna menanggulangi segala bentuk ancaman aspek laut. Seperti terorisme, sabotase, dan ancaman lainnya.

Pada tahap pertama, direkrut 70 personel dari Batalyon Intai Amfibi (Taifib) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska). Komando dan pengendalian pembinaan di bawah Panglima Armada Barat dengan asistensi Komandan Korps Marinir. KSAL bertindak selaku pengendali operasional. Markas ditetapkan di Mako Armabar.

Quote:Detasemen Jala Mangkara
Melihat perkembangan dan kebutuhan satuan khusus ini, KSAL menyurati Panglima TNI yang isinya berkisar keinginan membentuk Detasemen Jala Mangkara. Panglima ABRI menyetujui dan sejak itu (13 November 1984), Denjaka menjadi satuan Antiteror Aspek Laut. Merunut keputusan KSAL, Denjaka adalah komando pelaksana Korps Marinir yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan kemampuan dan kekuatan dalam rangka melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan klandesten aspek laut atas perintah Panglima TNI.[2]

Pola rekrutmen Denjaka dimulai sejak pendidikan para dan komando. Selangkah sebelum masuk ke Denjaka, prajurit terpilih mesti sudah berkualifikasi Intai Amfibi. Dalam menjalankan aksinya, satuan khusus ini dapat digerakkan menuju sasaran baik lewat permukaan/bawah laut maupun lewat udara. TNI AL masih memiliki satu pasukan khusus lagi, yaitu Komando Pasukan Katak (Kopaska). Kedua satuan pernah beberapa kali melakukan latihan gabungan dengan US Navy SEAL.



Quote:Quote:Kemampuan



Segala aktifitas Denjaka bersifat rahasia dan sangat jarang dipublikasikan. Sebagai unsur pelaksana, prajurit Denjaka dituntut memiliki kesiapan operasional, mobilitas, kecepatan, kerahasiaan, dan pendadakan yang tertinggi. medan operasi yang berupa kapal-kapal, instalasi lepas pantai dan daerah pantai. Disamping itu juga memiliki keterampilan mendekati sasaran melalui laut, bawah laut dan vertikal dari udara.

Mereka dikenal sangat tangguh di medan operasi sebagaimana para “saudara” lainnya, pasukan khusus di matra darat dan udara. Kemampuan Denjaka tak hanya dapat bertempur, tapi juga berperan sebagai satuan intelijen tempur yang handal. Pendidikan hampir 9 bulan dihabiskan untuk menciptakan pasukan Intai Amfibi yang handal, cepat dan rapih dalam menyelesaikan suatu misi khusus.



Tak heran manuver dan gerakan personel Denjaka dalam operasi klandestein membuat musuh kewalahan. Denjaka mampu bertempur di darat, laut, udara dan bawah permukaaan air. Mereka juga memiliki skill yang dimiliki pasukan Kopaska dan Linud (setingkat Parako) untuk menjalankan misinya di TNI. Denjaka juga biasa di libatkan untuk pengamanan Presiden (Paspampres).

Quote:Suud Rusli


Mantan anggota Marinir yang sudah 2x berhasil kabur dari sel tahanan POM Lantamal II Jakarta merupakan salah seorang penyandang baret Denjaka. Karena itu, untuk meringkus Suud yang telah membunuh Direktur PT Asaba Boediharto Angsono dan pengawalnya Edy Siyep (prajurit kopassus) 19 Juli 2003 Jajaran pimpinan TNI Angkatan Laut mengerahkan hampir satu peleton tim gabungan.
TNI-AL sadar bahwa Suud adalah salah seorang prajurit Denjaka yang mempunyai kemampuan luar biasa, dan memiliki keahlian dalam menembak jitu. Sebagai anggota Denjaka, dia mempunyai pengalaman dalam berbagai operasi khusus. Untuk melukiskan kemampuan Denjaka, ada yang menganggap kemampuan satu pasukan Denjaka setara dengan sepuluh prajurit TNI biasa.

Menghadapi Suud bukanlah hal yang mudah karena dia mantan pasukan khusus yang mempunyai kemampuan lebih dari pada prajurit Marinir biasa. Itulah gambaran bahwa lulusan pendidikan Denjaka disegani sekaligus ditakuti. Mereka adalah pasukan inti di Kesatuan Marinir yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Kemampuan tersebut diraih setelah ditempah melalui pendidikan yang sangat ketat serta melewati ujian yang sangat berat.


Quote:Quote:Pendidikan DENJAKA


Setiap prajurit Denjaka dibekali kursus penanggulangan antiteror aspek laut yang bermaterikan:

  • Intelijen,
  • Taktik dan teknik anti-teror, dan anti-sabotase
  • Dasar-dasar spesialisasi
  • Komando kelautan dan keparaan lanjutan

Tidak heran, di antara ratusan prajurit yang mengikuti seleksi pendidikan Denjaka, hanya sekitar 50 an orang yang diterima. Mereka akan dilatih keras di kawah candradimuka di Situbondo. Tahun-tahun sebelumnya, sering hanya belasan prajurit yang memenuhi syarat. Mereka yang tak lulus dikembalikan ke kesatuannya semula. Setelah masuk tahap seleksi ke II, Tidak semua yang mengikuti pendidikan tersebut lolos. beberapa di antara mereka dimungkinkan akan dikembalikan ke kesatuannya karena tidak mampu mengikuti pendidikan.



Selain fisik prima, calon Denjaka juga dituntut memiliki IQ tinggi. Sebab, pasukan elite yang sering digunakan untuk penyusupan di daerah operasi itu harus mampu menghadapi berbagai masalah, baik secara individu maupun kelompok.

Selama menjalani pendidikan. Teori di kelas hanya 20 persen. Selebihnya di lapangan, seperti hutan, laut, bahkan udara. Mereka harus mempunyai kemampuan terbaik di darat, laut, dan udara. Mereka dituntut mampu melaksanakan tugas rahasia secara sempurna. Untuk mencapai semua itu, diperlukan pendidikan yang sangat keras dan ketat. Mereka harus mampu menyusup dengan terjun payung, bergerak lincah di laut dengan daya tahan tinggi, serta survive di darat.
Mereka ditempah di tengah ombak ganas di Laut Banyuwangi, yang biasanya menghanyutkan perahu nelayan. Dengan tangan dan kaki diikat, para prajurit tersebut dibuang ke laut ganas itu. Mereka harus mampu bertahan sekaligus menyelamatkan diri.“Latihan mereka cukup berat. Kaki dan tangan diikat pun bisa hidup.



Kenapa sampai demikian? Bila sewaktu-waktu prajurit trimedia (menguasai medan darat, laut, dan udara) itu dibuang ke laut dalam keadaan tangan dan kaki terikat oleh musuh, mereka akan mampu menyelamatkan diri. Setelah melawan ombak besar di laut, mereka juga dituntut bertahan hidup di hutan tanpa perbekalan sedikit pun. Untuk menguji daya tahannya itu, para prajurit terpilih tersebut dilepas di tengah hutan dengan hanya bermodalkan garam. Air minum pun tidak diperkenankan dibawa. Selebihnya, cari sendiri di hutan. Latihan itu dilakukan di Alas Purwo. Di sana, mereka dilepas untuk melatih ketahanan fisik dan kemampuan per orangan.



Untuk latihan udara, mereka bukan lagi dilatih terjun tempur seperti prajurit biasa. Kalau terjun tempur, begitu keluar dari pintu pesawat, payung sudah terbuka. Tapi, Denjaka dilatih terjun bebas. Yang menarik, terjun bebas itu tidak saja dilakukan siang, tapi juga tengah malam. Dengan begitu, bila sewaktu-waktu masuk ke sasaran musuh, mereka tidak harus lewat darat atau laut yang mudah dideteksi lawan. Para Denjaka juga bisa diturunkan dari pesawat dengan ketinggian yang sulit terdeteksi musuh.





drama sinar kudus hantu laut

Perompak Somalia yang membajak Kapal Sinar Kudus Indonesia
Perompak Somalia yang membajak Kapal Sinar Kudus Indonesia
Aneka komentar dan kontroversi tentang penyanderaan Kapal Sinar Kudus dengan 20 orang ABK dan Kapten Kapalnya di media massa tidak sempat diikuti oleh Laksamana Pertama A.Taufiqurrahman yang akrab disapa Laksma Taufiq, lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1985.
“Dalam dua belas jam setelah pengangangkatannya di pagi hari sebagai Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat (Guspurlabar), saya sudah harus berangkat tugas,” kenangnya. Semula Laksma Taufiq adalah Komandan Komando Latihan (Kolat) Armada Timur. Ia mengaku belum sempat memasuki ruangan kantor barunya, karena keburu berangkat tugas berlayar.
Laksma TNI Taufiq Dan Guspurlabar
Laksma TNI Taufiq Dan Guspurlabar
Taufiq bertugas memimpin pasukan pertama yang dikirim ke Somalia. Pasukan ini diangkut oleh dua kapal perang jenis fregat yaitu KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdanakusumah. Kedua KRI juga dilengkapi dengan 1 helikopter dan boat Sea-Rider. Pasukan itu menjadi bagian dari Satgas Merah Putih yang terdiri dari 480 personel. Pasukan ini terdiri dari anak buah kapal, personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) Angkatan Laut, Detasemen Jala Mangkara, Sat 81/Kopassus, dan Unit Intai Amfibi Marinir.
Pasukan kedua adalah satgas pasukan kekuatan pendukung yang dipimpin oleh Mayor Jenderal (Marinir) Alfan Baharudin. Pasukan ini menyusul dengan kapal jenis LPD, KRI Banjarmasin. Kapal diawaki oleh 488 personel terdiri dari Kopaska Angkatan Laut, Pasukan Intai Amphibi Marinir, Kopassus Angkatan darat, pasukan Ray Hoowitzer, Kopassus dan Unit Ton Tai Pur Kostrad. KRI Banjarmasin juga dipersenjatai dengan 1 heli NP412, 7 boat Sea-Rider, 5 tank BMP3F, 4 unit Howitzer dan 18 perahu karet.
Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin Komandan Satgas Merah Putih
Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin
Komandan Satgas Merah Putih
Pasukan pendukung terakhir adalah satgas intel gabungan yang terdiri dari 15 personel intelijen TNI dan personel Badan Intelijen Negara (BIN). Total pasukan 999 personel. Panglima mengatakan operasi ini direncanakan dalam waktu yang sangat singkat dengan beberapa kendala, seperti tujuan operasi yang jauh dan posisi pangkalan terdekat berada di negara lain.
Sinar Kudus Korban Pembajakan
Mungkin orang tidak banyak tahu, Kapal Sinar Kudus bermuatan biji nikel seharusnya sudah sampai di Rotterdam 34 hari setelah keberangkatan. Kapal Sinar Kudus berangkat dari Pomalaa, Sulawesi Selatan menuju Rotterdam, Belanda pada tanggal 16 Maret 2011. Kapal itu diawaki oleh 20 orang di antaranya WNI dengan Kapten Kapal Slamet Jauhari.
Malang bagi kapal itu di Teluk Aden di wilayah perairan Somalia terdapat 28 kapal yang disandera dengan 600 orang sandera di dalamnya. Mereka sudah berbulan-bulan tersandera menunggu pembebasan. Somalia telah kehilangan pemerintah yang stabil dan dicabik oleh perang saudara sejak tergulingnya Presiden Mohamed Said Barre pada 1991. Di sebuah negara yang kekurangan sekali kesempatan kerja, perompakan dapat menciptakan “lapangan pekerjaan” dengan gaji bulanan yang besar.
Tidak mengherankan bila masalah pembebasan sandera bukan masalah sederhana. Operasi penyelamatan yang dilakukan harus tetap mengindahkan keadaulatan negara Somalia. Pembebasan sandera selalu menghindari collateral damage yaitu jatuhnya korban yang tidak dikehendaki atau akibat-akibat besar yang tidak diharapkan.
Sebagai prajurit TNI AL, Taufiq kemudian menyusun Rencana operasi untuk melaksanakan tugas memimpin pasukan pertama dengan sukses. Sebagai pribadi, ia harus menjamin bahwa keselamatan sandera tetap menjadi prioritas utama dan perintah tugas kepada prajurit di bawahnya merupakan perintah maut, karena dekat sekali dengan ancaman kematian sehingga penugasan ini bagaimana pun sempat memerlukan pertimbangan yang cermat dan cerdas. Tetapi, bagi Taufiq operasi seperti ini bukan yang pertama. Meskipun dalam skala yang lebih kecil, operasi pembebasan pernah dilakukannya.
Pengalaman Taufiq pada tahun 2004 memberi keyakinan itu. Ketika itu kapal tanker Indonesia dibajak oleh salah satu kekuatan separatis Indonesia di Selat Malaka. Bukan kebetulan, sebelumnya Taufiq menempa anak buahnya untuk berlatih menghadapi ancaman intensitas rendah yang harus dihadapi dengan kemampuan perseorangan. Tentu saja banyak komentar dari rekan-rekannya, bahwa ia mengada-ada, karena membuat latihan-latihan itu.
Tetapi, kenyataan di lapangan tugas memang berbeda. Ancaman itu datang. Ketika bantuan yang ia minta, tidak kunjung datang, maka pembebasan harus dilakukannya bersama anak buahnya. Pembebasan kapal tanker itu mampu dilaksanakan bersama anak buahnya. Konflik fisik dengan para penyandera dalam jarak dekat pun terjadi dengan sengit. Semua perompak tewas dan beberapa di antaranya tertembak hanya pada jarak 1,5 meter.
Operasi Pembebasan
Bagi pemerintah Indonesia dan TNI, operasi pembebasan di laut ini merupakan operasi jarak jauh pertama yang dilakukan. Komando penuh di tangan Presiden, Komando Operasi di tangan Panglima TNI dan Komando Taktis di tangan Danguspurlabar.
Di Somalia sudah ada kesatuan-kesatuan keamanan lain yang sudah beroperasi, seperti European Naval Forces dari Uni Eropa, dari PBB, dari NATO dengan Maritime Group 2 yang dikepalai oleh seorang Laksamana dari Belanda; Sementara itu, Amerika Serikat sudah menggelar tiga Task Force, satu untuk menjaga dan menjamin keamanan wilayah perairan setempat, antiperompakan, dan satu lagi Task Force yang khusus untuk keamanan di Teluk Persia.
Operasi penyelamatan yang dilakukan Indonesia mau tak mau harus berkoordinasi dengan kesatuan-kesatuan itu agar tidak timbul konflik yang tidak diinginkan. Kekuatan yang sudah tergelar mempunyai unique challenge, diantaranya operasi-operasi di pantai yang menjadi basis perompakan tidak dapat dilakukan, karena menghindari dikorbankannya dua jenis nyawa manusia, yaitu nyawa korban dan penduduk sipil. Taufiq pertama-tama membuat kalkulasi bagaimana karakter orang-orang Somalia itu?
Imbangan daya tempur seperti apa yang harus dibangun? “Orang Somalia memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, sehingga bila rasa nasionalisme mereka tersinggung, bagi mereka tidak ada rasa takut sedikit pun untuk melakukan apa saja, termasuk bertempur mati-matian,” tegas Taufiq. Para perompak itu diperkirakan didukung oleh 70 persen penduduk pantai sehingga menyulitkan operasi pembebasan. Sandera selalu dijadikan perisai hidup.
Pernah terjadi, kata Taufiq, kapal India yang mendekat untuk membebaskan sandera. Buru-buru nakhoda kapal mendapat todongan senjata sehingga lewat pengeras suara nahkoda kapal dipaksa meminta tentara yang mau menyelamatkan itu untuk menjauh. Tentu saja, tentara yang mau membebaskan itu kemudian mengurungkan niatnya agar sandera tidak menjadi korban.
Kapal Sinar Kudus
Kapal Sinar Kudus
Drama Pembebasan
Kapal Sinar Kudus berangkat pada tanggal 23 Maret 2011 dan diperkirakan tanggal 10 April bahan bakar di kapal akan habis. Oleh karena itu, KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma direncanakan tanggal 2 April berada di Laut Arab. Ketika tanggal 29 Maret Kapal sampai di Colombo, ternyata Sinar Kudus sudah lego jangkar 3 mil dari Pantai Somalia sejak tanggal 25 Maret.
Taufiq merasa percaya diri, karena operasi ini didukung oleh pasukan elit TNI, seperti dari Den Jaka, Sat-81/Gultor, Batalyon Inti Amphibi, Kopaska, 4 Sea Riders, dan Frigate. Pada saat mendekat ke Perairan Somalia dilaksanakan pengamatan permukaan dan udara yang dimulai dengan jarak 400 mil, hingga jarak 20 mil dengan terus mengikuti perkembangan komunikasi radio dengan satuan- satuan lain dari mancanegara yang beroperasi di perairan itu disertai sejumlah pengintaian ke kapal. Karena, kapal yang disandera oleh pembajak jumlahnya banyak, maka tidak mudah menemukan Sinar Kudus.
Pengintaian dan pengamatan dilakukan dengan cermat dan terus menerus. Sesuai dengan arahan arahan Presiden, operasi penyelamatan baru bisa dilaksanakan bila tingkat keberhasilan dapat dicapai minimal 70 persen. “Padahal menurut saya baru 50 -50 persen”, kenang Taufiq. Sebabnya, meskipun kapal Sinar Kudus sudah ditemukan, tetapi pasukan penyelamat belum tahu dimana sandera berada? Kapal masih merapat di garis pantai sehingga bila operasi dijalan akan menimbulkan masalah hukum tersendiri.
Pengintaian oleh Sea Rider
Pengintaian oleh Sea Rider
Sambil menunggu moment yang “opportuned” maka kapal bertolak ke Oman untuk membangun Staging Base, baik untuk logistik maupun bahan bakar yang dapat dianggap sebagai Pangkalan Aju. Atase Pertahanan di kota Riyad – kebetulan namanya Ahmad Riyad bertugas untuk mengatur segala kelengkapan pangkalan itu, seperti logistik maupun penyediaan tenaga medis. Baru dua hari di kota itu, ada perintah dari Mabes TNI untuk “membebaskan sandera sekarang!”
Dalam operasi militer tugas prajurit adalah membebaskan sandera jadi tidak tunduk pada tuntutan perompak untuk membayar uang tebusan. Tetapi Sinar Kudus adalah kapal niaga. Rupanya PT Samudera Indonesia, melakukan negosiasi untuk pembebasan sandera. Salah satu anggota pembajak pernah menyatakan kepada Reuters mereka telah membebaskan Sinar Kudus setelah menerima pembayaran uang tebusan US$ 3 juta. Menurut pembajak, seperti dikutip kantor berita itu, mereka sedang meninggalkan kapal dan sedang mempersiapkan pelayaran lain. Ketika berita pembebasan itu dikonfirmasi ternyata masih ada para perompak di atas kapal, sehingga ABK belum bisa dikatakan bebas. Di samping itu, tidak ada jaminan bahwa setelah dibebaskan, kapal tidak disandera lagi oleh kelompok perompak yang lain.
Ditunda
Perintah pembebasan itu harus ditunda, karena rupanya ada proses negoisasi lain oleh pemilik kapal. Taufiq diperintahkan untuk mengawal KM Labobar yang mengangkut TKI ke Jeddah. Setelah tugas itu selesai kembali ada perintah “Laksanakan pembebasan, penyelamataan crew, pengawalan ke tempat yang aman, dan melaksanakan penindakan sesuai pertimbangan taktis”. Operasi yang dipimpin Taufiq dapat disebut sebagai “Temporary Independent Deployment” sehingga ia harus berkoordinasi dengan European Naval Forces yang kapal-kapalnya hadir di perairan itu. Ada kekhawatiran saat kapal sudah dibebaskan akan dibajak lagi.
image
“Perlu diketahui paling tidak ada 4 kelompok perompak di Somalia. Tiga kelompok setuju pembebasan, dan satu kelompok menolak,”kenang Taufiq. Oleh karena itu, seiring dengan usaha lain yang dilakukan oleh pemilik Sinar Kudus, sudah saatnya operasi dijalankan.
Rencananya kapal akan dibebaskan jam 14.00. KRI Yos dan KRI AHP siap memantau perkembangan. Saat itu di samping kapal-kapal Indonesia ada kapal Amerika USS Brain Birds dan satu Frigate dari Italia. Ketika helikopter pengintai diterbangkan mendekati pembajak, dapat diketahui bahwa di antara pembajak di dalam kapal belum ada kesepakatan.
Setelah ditunggu-tunggu pembebasan tidak terjadi dari jam 15.00 waktu setempat sampai jam 17.00, sampai jam 20.00. Taufiq makin yakin bahwa pembebasan harus dijalankan antara pukul 1 sampai 2 dini hari. Ternyata kapal melakukan lego jangkar untuk mendekati pantai Somalia dalam jarak 3 mil dari pantai. “Dari para pembajak itu rupanya ada orang angkatan lautnya sehingga tahu hukum internasional untuk meredam upaya pembebasan”, kenang Taufiq. Oleh karena itu, Taufiq memutuskan untuk mencegat kapal itu di kota Eyl yang berjarak 10 mil arah Utara perairan Somalia. Dari jarak 3 mil Helikopter disiapkan dengan dilengkapi General Purpose Machine Gun (GPNG) di sebelah kanan dan di sebalah kiri disiapkan para sniper (penembak jitu) menuju ke Sinar Kudus.
Pada jarak aman pasukan turun dan 3 perompak tertembak yang salah satunya memakai kaos milik Mualim Kapal Sinar Kudus. Dua di antaranya bernama Farah dan Abdulkadir yang dikenal paling galak. Semula perompak itu akan ditangkap, tetapi ternyata mereka melawan dengan menembaki heli. “Mereka menembak Komandan!” lapor anggota pasukan. Taufiq pun memerintah, “Sapu!”. Semua perompak dapat ditewaskan. Kapal Sinar Kudus dapat diselamatkan.
Di salah satu media ditulis, kesakisan salah satu satu ABK Sinar Kudus, “Saya tugasnya di kamar mesin, jadi tidak tahu pasti. Tapi sempat melihat tiga perompak yang sebelumnya menembak helikopter TNI AL, ditembak mati.” “Terima kasih. Kalau Bapak tidak sabar kami mati semua!” tagas para ABK. Sinar Kudus melaju ke wilayah aman. Drama penyanderaan Sinar Kudus selama 61 hari berakhir.
Frigate  Yos dan Halim kawal MV SInar Kudus
Frigate Yos dan Halim kawal MV SInar Kudus
Mogok
Keesokan harinya kapal Sinar Kudus mogok, karena mesin pendingin tidak berjalan akibat kehabisan air. Taufiq memerintah KRI Yos Sudarso untuk memberikan 20 ton air agar pendingin dapat berjalan kembali. Tanggal 4 Mei sampai di Pelabuhan Salalah, Oman untuk mengganti semua ABK yang bertugas. Para ABK yang telah dibebaskan dari penyanderaan akan diangkut pulang ke tanah air dengan pesawat. Untuk menjaga keamanan di kapal ditempatkan 7 orang pasukan.
Ketika kapal berada 100 mil dari Oman ada teriakan tanda bahaya dari kapal Uni Emirat Arab yang disergap kapal-kapal pembajak. Oleh karena itu, KRI Yos Sudarso berputar arah untuk menghalau para perompak itu. Tembak- menembak terjadi di kegelapan lautan. Tidak bisa dikonfirmasi berapa pembajak yang tewas sebelum mereka melarikan diri. Bagi para pembajak, mati dan hidup rupanya “tidak menjadi masalah serius”. Taufiq menyaksikan, perompak yang tewas langsung dibuang ke laut oleh teman-temannya. “Nyawa orang kok dianggap enteng saja,” tegas Taufiq yang mengaku melakukan sholat untuk para perompak yang tewas. Setelah kapal itu aman, barulah KRI Yos kembali mengawal Sinar Kudus. Komandan pasukan NATO di wilayah itu menyatakan pujian kepada Taufiq, “You do make different!”.
Karunia
Bagi Taufiq, semua pengalaman itu adalah karunia Allah SWT. “Tidak ada hal yang kebetulan dalam hidup ini”, katanya merendah. Manusia ibaratnya hanyalah syariat yang dipenuhi ma’rifat dari Allah. Keberhasilan pembebasan sandera dari pembajak Somalia adalah pembebasan dramatik yang boleh jadi akan menjadi model dan modus operandi bagi pembebasan sandera-sandera lain dari para perompak Somalia yang telah menjadi momok pelayaran dagang internasional selama beberapa dasawarsa. Kecermatan yang dilakukan oleh pasukan TNI di bawah komando Dan Guspurlabar mungkin diteladani pasukan-pasukan penyelamat internasional.
Kuncinya, menurut Laksma Taufik adalah menemukan momentum yang tepat, “Kalau terlalu cepat membahayakan pasukan, kalau terlalu lambat membahayakan para sandera.”
Selama ini pembebasan sandera berhenti di tingkat perundingan dan memenuhi tuntutan pembajak. Sesuatu yang tidak memuaskan di kalangan prajurit manapun di dunia, karena mereka yakin bahwa cara militer akan bisa mengatasi persoalan perampok Somalia. Karena bagi prajurit seperti dikatakan Laksma Taufik, “Tugas tentara adalah perang dan menang.” Dan pembebasan para sandera dari perompak Somalia yang dilakukan pasukan TNI tanpa satu nyawa pun yang menjadi korban di pihak TNI maupun sandera. Bravo Laksma Taufik. Jalesveva Jayamahe. (Redaksi Jalasena).

Jalasena, Edisi 02 Juni 2011

istri soleha

Cerita Istri Soleha
Mengharu biru; kekuatan kata istri shalehah dalam kisah ini begitu mengena. Catatan yang diambil dari page di sajadah cinta ini , semata-mata ingin menyebarkan manfaat yang terkandung dalam kisah ini. Semoga bermanfaat_
Sore itu, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar.. seorang akhwat datang, tersenyum dan duduk disampingku, mengucapkan salam, sambil berkenalan dan sampai pula pada pertanyaan itu. “anty sudah menikah?”. “Belum mbak”, jawabku. Kemudian akhwat itu .bertanya lagi “kenapa?” hanya bisa ku jawab dengan senyuman.. ingin ku jawab karena masih kuliah, tapi rasanya itu bukan alasan.
“mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya. “nunggu suami” jawabnya. Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya- tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “mbak kerja dimana?”, ntahlah keyakinan apa yg meyakiniku bahwa mbak ini seorang pekerja, padahal setahuku, akhwat2 seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” , jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
“kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah cara satu cara yang bisa membuat saya lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.
Ukhty, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah akan didatangi oleh ikhwan yang sangat mencintai akhirat.
“saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Saat itu juga suami masuk angin dan kepalanya pusing. Dan parahnya saya juga lagi pusing. Suami minta diambilkan air minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendirilah”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya. Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga. Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi deman, tinggi sekali panasnya. Saya teringat atas perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air minum saja, saya membantahnya. Air mata ini menetes, betapa selama ini saya terlalu sibuk diluar rumah, tidak memperhatikan hak suami saya.”
Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yg di usapnya.
“anty tau berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700rb/bulan. 10x lipat dari gaji saya. Dan malam itu saya benar-benar merasa durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya, dan setiap kali memberikan hasil jualannya , ia selalu berkata “umi,,ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah2an umi ridho”, begitu katanya.
Kenapa baru sekarang saya merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong pada nafkah yang diberikan suami saya”, lanjutnya
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu begitu susah menjaga harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya, dan gampang menyepelekan suami.” Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.
“beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua dan saudara-saudara saya tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Malah mereka membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan orang lain.”
Aku masih terdiam, bisu, mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
“kak, kita itu harus memikirkan masa depan. Kita kerja juga untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini besar. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah. Salah kakak juga sih, kalo ma jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.
“anty tau, saya hanya bisa nangis saat itu. Saya menangis bukan Karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya dipandang rendah olehnya. Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya. Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan. Baigaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah dihadapannya hanya karena sebuah pekerjaan.
Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya. Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya. Semoga saya tak lagi membantah perintah suami. Semoga saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga ukhti dengan pekerjaan suami saya, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan itu. Kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tapi lihatlah suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.
Semoga jika anty mendapatkan suami seperti saya, anty tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anty pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku.
Dia mengambil tas laptopnya,, bergegas ingin meninggalkannku. Kulihat dari kejauhan seorang ikhwan dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, meninggalkannku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.
Ya Allah….
Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling baik dalam hidupku.
Pelajaran yang membuatu menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..
Subhanallah..
Sahabat..
Kekeliruan slama ini, orang mengganggap kebahagiaan itu adalan kaya akan materi.. mobil mewah.. rumah bagus..
Tapi sesungguhnya kekayaan sebanarnya itu ada saat kita merasa cukup akan nikmat ALLAH walaupun tampa ada materi yang bersifat wa

negeri yang hilang

NEGERI ATLANTIS DAN BANI JAVA (JAWI) YANG HILANG

Bismillahirrahmanirrahim…

“..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(Q.S Ar-Ra’d: 11)
Berawal dari kisah Kobil dan Habil yang merupakan keturunan langsung dari Nabi Adam AS maka proses penyebaran penduduk bumi ini yang disebut sebagai khalifah telah melalui proses yang sangat panjang sekali (Q.S Al Maidah : 27)

 Tetapi dari cerita di atas ternyata ada sebuah kisah dan hikmah yang nyaris tidak pernah dipublikasikan kepada umum dikarenakan sumbernya yang masih berdasarkan cerita turun temurun dari nenek moyangnya.
 Alkisah dahulu kala Nabi Adam AS beserta Hawa setiap melahirkan anak yang selalu “kembar” laki-laki dan perempuan.

Hingga akhirnya dari 3 anak laki-lakinya (beserta istrinya ; dengan cara kawin silang antar saudara) tersebut diperintahkan untuk mengisi masing-masing negeri yang masih kosong.
  • Satu anaknya yang pertama mendiami daratan Afrika.
  • Satu anaknya yang kedua mendiami daratan Arabia.
  • Dan yang ketiga mendiami daratan Asia (tanah jawa).
Dalam kisah tersebut diceritakan bahwa diantara anaknya yang paling “CERDAS” itu tiada lain bernama Nabi Sis AS ditunjuk untuk menempati daerah yang disebut sebagai tanah Jawi.
Beliau inilah yang merupakan cikal bakal nenek moyang kita yang diturunkan di tanah JAWA ini.
 Sebagai seorang Nabi beliau selalu mengemban tugas untuk saling memperingatkan kaumnya  satu dengan yang lainnya untuk saling berbagi rezeki dan mempersembahkan Kurbannya “hanya” untuk Allah SWT sebagai tanda ujud syukur atas ketaqwaannya sebagai pemimpin di tanah jawa ini.

 Selain itu, sifatnya Nabi Sis AS yang lembut, sopan santun dan berilmu tinggi serta diberikan kecerdasan yang sangat luar biasa oleh Allah menjadikan beliau ini selalu menghasilkan hal-hal yang bersifat baru dan berteknologi sangat tinggi dan akurat untuk kurun waktu / masa saat itu.
Hal ini dtandai dengan penemuannya tentang caranya bercocok tanam yang baik dengan memperhatikan musim yang bersadarkan pada perhitungan bintang (Falak), pembuatan tempat persembahan berbentuk Piramida untuk Tuhannya (baik berupa binatang maupun hasil bumi) maupun bagaimana memproses tanah (logam) menjadi sebuah benda yang dapat dipergunakan untuk keperluan hidup sehari-hari (Nujum).

 Itulah keistimewaan Nabi Sis AS dengan kelemah-lembutannya, kepekaan sosialnya yang tinggi serta kecerdasannya yang luar biasa akhirnya sama penduduknya digambarkan sebagai seorang ‘SEMAR’.
Kata ini di ambil dari kata “samiri” yang artinya samar-samar / kasat mata karena beliau sehari-hari laku / kerjanya hanya beribadah kepada Tuhannya.
Tiada laku hidupnya hanya untuk dipersembahkan kepada Tuhannya saja, tidak lebih.
Makanya emas, perak, dan semua perhiasan maupun hasil bumi yang melimpah di bumi jawa  ini hanya sebagai “sarana” saja untuk menuju ketakwaan kepada Tuhannya.
 Dilain sisi, dengan kecerdasannya yang sangat tinggi itu melahirkan bangunan kota modern yang tersistematis dengan desa-desa beserta irigasinya yang tertata rapi serta tata kota pemerintahan berada dipusatnya (epicentrum).

Inilah negeri yang selama ini disebut sebagai negeri Atlantis yang telah hilang itu (Arysio Santos – The Lost Continent Finally Found).

Negeri kita Indonesia Raya, dimana sang nyiur tak pernah lelah melambai-lambai memanggil ibu pertiwi.
Negeri peradaban dunia yang banyak dicari orang selama ini.
Bukti bahwasanya kita adalah  negeri yang sangat tinggi ditandai dengan kebudayaannya yang beraneka warna, beragam bahasa, beragam adat istiadat, beragam suku yang membaur dalam balutan sang “Merah Putih”.
Negeri kemerdekaan untuk semua ummat.
Negeri yang cinta damai.

Tetapi seiring dengan perkembangan waktu di negeri Atlantis ini, sang keseimbangan alam “Raksasa” (Gunung Toba dan Gunung Krakatau) mulai menunjukkan tanda-tanda “saat”-nya sudah mau tiba.

Maka berbondong-bondonglah sebagian besar penduduknya dengan menggunakan perahu Raksasa menaiki itu kapal dan meninggalkan negeri Atlantis menuju negeri asing lainnya.
Hingga “saat” itu benar-benar terjadi yaitu dengan meletusnya gunung Toba yang konon diameter kawahnya sekitar 50 km meledak, mendesak magma ke segala arah lalu meledakkan gunung Krakatau juga dan membumi hanguskan semua yang ada disekitarnya, membuat dunia gelap gulita selama 100 tahun lamanya serta mencairkan lapisan es yang menutupi daratan yang sekarang disebut benua Eropa itu.
Begitu juga air laut-pun naik hingga mencapai 200 meter ! menenggelamkan lembah-lembah pertanian yang subur dulu menjadi sebuah lautan.

Seiring berakhirnya masa “Banjir” bandang sedunia itu maka para khalifah yang baru inipun mulai berpencar ke seantero daratan yang “baru” seperti bumi eropa, amerika, arabia  maupun afrika.
Dinegeri baru  inilah mereka mengajarkan ilmunya kepada penduduk lokal sebagai rasa sumbangsihnya terhadap daratan yang baru dihuninya.
Berhubung mereka ini termasuk ummat-nya yang paling cerdas maka lambat laun mulai ramailah peradaban baru ditanah yang baru ini. Tapi mereka juga tak luput menceritakan asal usul tanah kelahirannya yang nun jauh di seberang dalam berbagai ragam kisah yang unik yang termaktub dalam berbagai kitab para nabi-nabi / pujangga sesudahnya.

Wallaahu Alam Bishshowab.

 Jadi seandainya seluruh penduduk dunia ini disuruh tinggal di bumi Nuswantoro ini maka mereka akan “betah” dan merasa tidak asing, mengapa ? jawabnya ya karena sebetulnya Indonesia terutama tanah jawa ini merupakan ‘MOTHER HOME” city untuk seluruh ummatnya Nabi Adam AS.
Kalaupun ada yang mengklaim bahwasanya Bani Israel itu adanya hanya di negeri Arab, itu juga nggak salah, karena nenek moyang kita juga menyebar kesana. Tapi kalau kita minder dan merasa sebagai bangsa yang terbelakang maka jawabannya nanti dulu…

Karena kitalah sesungguhnya RAS PALING UNGGUL diseluruh dunia ini.
Kadang dengan kecerdasan kita yang MasyaAllah menjadikan kita saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Saling beradu mulut, adu gengsi, dan seterusnya. Dan tidak akan diketemukan dinegeri manapun dimuka bumi ini kecuali Indonesia.

Itulah ciri negeri para FILSAFAT yang “ADA” dan “BERADA” sebelum negeri-negeri “Teknologi” maupun negeri KEYAKINAN” saling bermunculan di bumi ini.
Di dalam Mitologi Jawa diceritakan bahwa salah satu leluhur Bangsa Sunda (Jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda, yang bermukim di Gunung Mah…era.

Selain itu, nama Batara Brahma, juga terdapat di dalam Silsilah Babad Tanah Jawi. Di dalam Silsilah itu, bermula dari Nabi Adam yang berputera Nabi Syits, kemudian Nabi Syits menurunkan Sang Hyang Nur Cahya, yang menurunkan Sang Hyang Nur Rasa. Sang Hyang Nur Rasa kemudian menurunkan Sang Hyang Wenang, yang menurunkan Sang Hyang Tunggal. Dan Sang Hyang Tunggal, kemudian menurunkan Batara Guru, yang menurunkan Batara Brahma. Berdasarkan pemahaman dari naskah-naskah kuno bangsa Jawa, Batara Brahma merupakan leluhur dari raja-raja di tanah Jawa.
kemungkinan nabi Sis A.S adlh nabi syits itu.

Dalam bahasa Jawi Kuno, arti jawa adalah moral atau akhlaq, maka dalam percakapan sehari-hari apabila dikatakan seseorang dikatakan : “ora jowo” berarti “tidak punya akhlaq atau tidak punya sopan santun”, Menurut “mitologi jawa” yang telah menjadi cerita turun temurun, bahwa asal usul bangsa Jawa adalah keturunan BRAHMA DAN DEWI SARASWATI dimana salah satu keturunannya yang sangat terkenal dikalangan Guru Hindustan (India) dan Guru Budha (Cina) adalah Bethara Guru Janabadra yang mengajarkan “ILMU KEJAWEN”. Sejatinya “Ilmu Kejawen” adalah “Ilmu Akhlaq” yang diajarkan Nabi Ibrahim AS yang disebut dalam Alqur’an “Millatu Ibrahim” dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam wujud Alqur’an dengan “BAHASA ASLI (ARAB)”, dengan pernyataannya “tidaklah aku diutus, kecuali menyempurnakan akhlaq”.

Dalam buku kisah perjalanan Guru Hindustan di India maupun Guru Budha di Cina, mereka menyatakan sama2 belajar “Ilmu Kejawen” kepada Guru Janabadra dan mengembangkan “Ilmu Kejawen” ini dengan nama sesuai dengan asal mereka masing2, di India mereka namakan “Ajaran Hindu”, di Cina mereka namakan “Ajaran Budha”.dan ditimur tengah Islam Dalam sebuah riset terhadap kitab suci Hindu, Budha ,Injil dan Alqur’an, ternyata tokoh BRAHMA sebenarnya adalah NABI IBRAHIM, sedang DEWI SARASWATI adalah DEWI SARAH yang menurunkan bangsa2 selain ARAB. sedangkan dalam bahasa Ibrani ABRAHAM.,
#Brahma adalah Nabi Ibrahim
terkadang merupakan peristiwa sejarah. Akan tetapi, peristiwa tersebut menjadi kabur, ketika kejadiannya di lebih-lebihkan dari kenyataan yang ada.
Mitos Brahma sebagai leluhur bangsa-bangsa di Nusantara, boleh jadi merupakan peristiwa sejarah, yakni mengenai kedatangan Nabi Ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristeri Siti Qanturah (Qatura/Keturah), yang kelak akan menjadi leluhur Bani Jawi (Melayu Deutro).
Dan kita telah sama pahami bahwa, Nabi Ibrahim berasal dari bangsa ‘Ibriyah, kata ‘Ibriyah berasal dari ‘ain, ba, ra atau ‘abara yang berarti menyeberang. Nama Ibra-him (alif ba ra-ha ya mim), merupakan asal dari nama Brahma (ba ra-ha mim).

 Jadikan semua perbedaan yang ada ini sebagai satu kekuatan nasional yang dahsyat untuk membangun jati diri bangsa ini menggapai mercusuar dunia yang tidak lama lagi ada dihadapan kita.
ingatlah wahai kaum bani jawi! dulu kamu pernah jaya. Kini ibumu Keturah telah memanggilmu. Baiklah aku mengalah, dengarkan lagi ceritaku sekedar usaha menyadarkan, wahai bani jawi ….. carilah tentang siapa dirimu? dari mana kamu berasal? ini semua aku lakukan agar kamu teringat kembali akan asal-usulmu ….. aku menangis meraung-meraung melihat kamu tertidur bagaikan mayat …. ya bagaikan mayat berjalan. Bangunlah dari tidurmu, jika kamu bangun aku percaya pasti kamu akan ingat akan“hirup” dan “ngahuripkeun” tali Allah, itulah keadaanmu dulu mengemban amanah leluhur kita nabi ibrahim a.s. …. itulah janjimu “hidup” di dunia ini, jika keadaanmu telah “hidup” kamu akan seperti nama ibumu Keturah yg selalu harum mewangi selamanya ……
WASIAT TERAHASIA NABI IBRAHIM A.S.

Nb ibrahim a.s. bapak para nabi, mempunyai 3 (tiga) istri yaitu Siti Sarah, Siti Hajar dan Siti Qanturah (Qatura/Keturah). Sarah melahirkan Ishak (Isaac), Hajar (Hagar) melahirkan Ismail (Ishmael) dan Keturah melahirkan 6 (enam) org anak yaitu Zimran, Jakshan, Medan, Midian, Ishbak dan Shuah. “Now the sons of Keturah, Abraham’s wife:she bare Zimran, and Jokshan, and Medan, and Midian, and Ishbak, and Shuah. And the sons of Jokshan; Sheba, and Dedan.” (Genesis 1:32)
Silsilah  Bani Jawi

Dari istri Keturah lahir bani jawi, agama jawi adalah agama nabi Ibrahim a.s. dan dari sinilah kelak akan lahir SP/RA/al-mahdi. Fitnah telah terjadi thdp istri2 nb Ibrahim a.s., hanya Sarah sj yg disebut istri. sedangkan Hajar dan Keturah disebut gundik. Rahasia terbuka, ternyata Siti Hajar yg difitnah sbg budak ternyata adalah putri Firaun yg dihadiahkan kpd Nabi Ibrahim a.s. untuk menebus rasa bersalah Firaun ketika berkali2 ingin memperkosa Siti Sarah semasa nb Ibrahim a.s. & Siti Sarah dalam tahanan. Dengan kuasa Allah swt setiap kali Firaun datang hendak berbuat senonoh memperkosa Siti Sarah, perbuatannya selalu terhalang secara aneh berkat doa nb Ibrahim a.s.. Dari situlah baru Firaun sadar bahwa nb Ibrahim bukanlah orang sembarangan, beliau orang suci yg harus dihormati. Akibat rasa bersalah yg teramat sangat maka bukan saja Firaun membebaskan kedua2nya tetapi malah menghadiahkan kpd mereka dgn seorang perempuan muda yg tertutup wajahnya sbg “kifarat” dan hadiah kpd Nb Ibrahim. Rahasia perempuan muda ini terbongkar ketika berjalan pulang dimana nb Ibrahim membuka tutup kepala perempuan itu sambil mempertanyakan asal-usulnya. Alangkah terkejutnya Nb Ibrahim dan Siti Sarah mendengar pengakuan bahwa dia adalah anak perempuan Firaun, dia seorang putri raja agung. Tersentuh hati nb Ibrahim sambil berucap rasa syukur kpd Allah swt yg hendak berkehendak menjaga keturunan sebaik-baiknya.

Jadi keturunan nb Ibrahim yg bernama Ismail yg turun kpd nb Muhammad saw adalah keturunan raja dari raja yg agung Firaun yg pengaruhnya melewati Anatolia dan Kanaan ketika itu (Firaun ini berbeda dgn Firaun pd jaman nb Musa, karena Firaun ini hidup lebih lama dari Ramses II karena sejaman dgn Nb Ibrahim a.s.). Pada jaman nb Ibrahim tdk ada bangsa yg disebut sbg Yahudi dan sesungguhnya nb Ibrahim bukanlah seorang Yahudi, beliau berasal dari satu kaum purba yg sejaman dgn bangsa Hittites yg telah raib dan bangsa misteri di mesir (Firaun tadi) yg mungkin mewarisi rahasia piramid  dan teknologi canggih zaman itu kpd bangsa Qibti yg menjadi pemerintah setelah itu termasuk Ramses II di jaman nb musa a.s.
Al-Qur’an surah Ali Imran 65-68 : “Wahai ahli-ahli kitab! mengapa kamu berani berbantah-bantahan tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim, apakah kamu tidak berfikir?”
Beginilah kamu, kamu ini bantah-bantahan ttg hal yg kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah ttg hal yg tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yg lurus lagi berserah diri dan sekali-sekali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musrik.

Siapakah istri ke-3 yg bernam Keturah yg melahirkan bangsa Mala ? atau bani Jawi ? Didalam mitologi jawa, diceritakan bahwa salah satu leluhur bangsa sunda (jawa) adalah Batara Brahma atau Sri Maharaja Sunda yg bermukim di Gunung Mahera. (Mala itu artinya gunung, bukankah Walwatika & saelendra juga yg dimaksud adalah orang2 gunung, ia ada dimana ? Ada di tanah nusantara ini.)

Kitab al-kamil fial tarikh karya ibnu athir, menyatakan bahwa bani jawi (bangsa sunda, jawa, melayu sumatera, bugis ….. dsb) adalah keturunan nabi ibrahim a.s. Bani Jawi sbg keturunan nb ibrahim semakin nyata ketika baru2 ini penelitian prof. Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mendapatkan data bahwa di dalam DNA melayu tdp 27% variant mediterranaen (merupakan DNA bangsa2 EURO-semetik). Variant mediterranaen sendiri tdpt juga dalam DNA keturunan nb ibrahim yg lain spt pd bangsa arab dan bani israil.

BRAHMA ADALAH NB IBRAHIM? . mitos brahma sbg leluhur bangsa2 di nusantara boleh jadi merupakan peristiwa sejarah yakni mengenai kedatangan nb ibrahim untuk berdakwah, dimana kemudian beliau beristri Siti Qanturah (Qatura/Keturah) yg kelak akan menjadi leluhur bani jawi. Nb Ibrahim berasal dari bangsa ibriyah atau ‘abara yg berarti menyebrang, nama ibrahim merupakan asal dari nama brahma. Beberapa fakta : # nb ibrahim memiliki istri bernama sara, sementara brahma pasangannya bernama Saraswati. # nb Ibrahim hampir mengorbankan anak sulungnya Ismail, sementara brahma terhadap anak sulungnya atharva. # brahma perlambang monotheisme yaitu keyakinan kpd TYME (brhaman), sementara itu nb Ibrahim adalah rasul yg mengajarkan ke esaan Allah. # nb ibrahim mendirikan baitullah (ka’bah) di Bakkah (Makkah), sementara brahma membangun rumah tuhan agar Tuhan di ingat di sana.

Suku jawa sdh sejak dulu menganut monotheisme spt keyakinan adanya Sang Hyang Widhi atau SANGKAN PARANING DUMADI. Selain suku jawa pemahaman monotheisme juga tdpt di dalam masyarakat sunda kuno. hal ini bisa kita jumpai pd keyakinan sunda wiwitan mereka meyakini adanya Allah Yang Maha Kuasa yg dilambangkan dgn ucapan bahasa “nu ngersakeun” atau disebut juga Sang Hyang Keresa. Adalah wajar mayoritas bani jawi menerima islam sbg penyempurna ajaran monotheisme (tauhid) yg dibawa leluhur nb Ibrahim a.s.

Kita telusuri bait 28 kitab Musarar Jayabaya “Prabu tusing waliyullah, kadhatone pan kalih, ing mekah ingkang satunggal, tanah jawi kang sawiji ……………….” (raja utusan waliyullah berkedaton dua di mekah yg pertama, tanah jawi yg satu ….)

Mungkin cucu cicit gadis misteri Kuturah ini tadi ada di situ? Bangsa Keturah telah bersatu di tanah jawa di tanah yg dijanjikan “the land of the east”. Akan tetapi apakah mrk masih teringat akan amanat nb Ibrahim a.s.? ajaran Ibrahim janganlah dilupakan, bangsa ini telah lupa ingatan ……………! wahai bani jawi cobalah ingat2 lagi amanah wasiat terahasia nb Ibrahim, dengarkan ! saat detik-detik nb ibrahim akan menutup mata terakhir! Beliau mengumpulkan anak2 Keturah ……………………..
“Abraham took another wife, whose name was Keturah.She bore him Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak and Shuah.Jokshan was the father of Sheba and Dedan; the descendants of Dedan were the Asshurites, the Letushites and the Leummites.The sons of Midian were Ephah, Epher, Hanoch, Abida and Eldaah. All these were descendants of Keturah.” (Genesis 25:1-4) 
Nb Ibrahim pun memanggil anak2nya dari Keturah, zimra, jukshan, madyan, ishbak, medan dan shuah pun mengelilingi ayahnda yg sudah sepuh. Mereka semua sudah melewati usia remaja dan tumbuh sbg anak2 yg kuat dan cerdas menuruni kehebatan bapak mereka serta sifat tenang siti keturah wanita misteri dari timur. Nb Ibrahim berpesan kpd mereka suatu PESAN YG TERAMAT PENTING. kelihatan satu persatu air mata mengalir ke pipi pada wajah anak2nya.

Nabi Ibrahim a.s. menjelang menunggu dijemput oleh malaikat maut, terkenang akan masa lalu yg telah ia lalui, dalam hati nb Ibrahim amat bersyukur kpd Allah swt karena memberikan anugrah yg berlimpah2 selepas kehamilan Sarah istri pertama yg sekian lama tidak melahirkan anak dan nyaris dianggap mandul (QS Hud :72). Ketenangan lebih terasa di wajah nb Ibrahim setelah Siti Sarah tidak lagi menunjukan perasaan cemburu kpd siti Hajar dan anaknya Ismail. Semua misi dan perintah Allah swt telah dijalankan dgn tabah dan bijaksana, seperti berjalan melitasi empayar firaun kuno (Allah swt menakdirkan beliau bertemu dgn istri keduanya yaitu siti Hajar), perdebatan dgn raja Namrud (nimrod), peristiwa di bakar api besar, peristiwa hijrahnya siti Hajar dgn Nb Ismail serta perintah mengorbankan anaknya. Disaat-saat ajan sudah dekat, Allah swt pun mewahyukan kpdnya untuk melaksanakan satu misi penting sebelum menutup mata di dunia fana ini. SATU MISI TERAHASIA yg hanya terungkap dalam munuskrip kuno yg dicari-cari, yang tersembunyi ………….

“Jika itu yg Allah swt perintahkan kpd ayahanda, kami sanggup melaksanakan, semoga Allah swt memberkati kita semua dengan rahmat dan kasih sayangNya” 

Nb Ibrahim tersentak dari lamunannya takkala mendengar seorang anaknya berkata demikian. Lega hati nb Ibrahim demi mendengar kata2 anak2nya, satu persatu menyatakan KESANGGUPANNYA melaksanakan perintah Allah swt, maka Nb Ibrahim pun bangkit dari tempat duduknya. Beliau kelihatan MENGAMBIL SESUATU …… anak2nya berpandangan satu sama lainnya. APA YG INGIN DILAKUKAN OLEH AYAHNDA MEREKA?
“Abraham left everything he owned to Isaac.But while he was still living, he gave gifts to the sons of his wife and sent them away from his son Isaac to the land of the east” (Genesis 25:5-6)

Nb Ibrahim pun MEMBERIKAN SESUATU yg amat BERHARGA kepada anak2nya, SESUATU YG MENJADI RAHASIA KPD KETURUNAN KETURAH. KUNCI-KUNCI RAHASIA PERMATA-EMAS atau MEWARISKAN PUSAKA (KERIS) juga sebagai tanda menunjukan mrk adalah keturunan nb Ibrahim “patriach” bertaraf rasul yg bergelar kekasih Allah swt. RAHASIA YG DICARI-CARI DIBURU DAN DI IDAM2KAN KAWAN DAN LAWAN.

Musarar Jayabaya (asmarandana) no.10. Ecis wesi udharati, ing tembe ana maulana, pan cucu rasul jatine, alunga mring tanah jawa, nggawa ecis punika, kinarya dhuwung puniku, dadi punden bekel jawa”
(sejata pusaka keris berguna untuk mengatasi masalah, kelak kemudian hari ada maulana, masih cucu rasul yg mengembara sampai ke pulau jawa membawa pusaka tsb kelak menjadi cikal bakal tanah jawa)

“…sent them away from his son Isaac to the land of the east.” (Genesis 25:6 New International Version)
maka mereka anak2 Keturah bergerak ke arah timur … melintasi padang pasir dan kota-kota Akkadia-Babilon, di suatu tempat mereka pun berhenti dan membincangkan sesuatu, melaksanakan perintah Allah swt yg diwariskan oleh ayahnda mereka dibaca kembali satu persatu. mereka pun berdiskusi dan kelihatannya mereka berpencar menjadi dua.

Diatas adalah petikan dari kitab kejadian dan kitab injil yg merupakan penyimpanan rahasia terbesar berkenaan satu bangsa yg berkerak ke timur dunia bagi pengembangan keturunan manusia seperti yg diperintahkan Allah swt. Bangsa terahasia inilah yg merupakan PEMEGANG RAHASIA AKHIR JAMAN, SEKALIGUS YG MENJADI SUMBER ALTER TERAHASIA BANGSA MISTERI.

Apakah yg dimaksud ALTER? alter (kemampuan spritual luar biasa yg menakjubkan) selalu tersembunyi dibelakang personaliti utama yg membayang2i alter2 tersembunyi di belakang personaliti utama yg membayangi alter2 tadi. ttp apabila subyek berada dalam keadaan tertentu dimana personaliti utama tidak mampu menangani, alter ini akan tiba2 muncul dan bereaksi (menakjubkan), maka subyek td akan berubah menjadi alter lain berbeda dari alter utama (personaliti utama). Alter inilah yg tersembunyi didalam setiap orang bani jawi YANG KENAL DIRINYA, ASAL USULNYA DAN SIAPA DIRINYA YG SEBENARNYA?

Kini mereka keturunan Keturah telah sampai ditempat yg dimaksud, mereka bertemu kembali dan berpeluk-pelukan dan merayakan kemenangannya telah menemukan benua yg dijanjikan. Kerena kelelahan mereka tertidur panjang, istirahat dengan lelapnya. tanpa ada yang mengganggu. bangsa yg hilang tetap tersembunyi. AJARAN IBRAHIM MAKIN BANYK DILUPAKAN, TIADA SIAPA LAGI YG MENGETAHUI TTG TUHAN YG MAHA ESA ………
Akan tetapi generasi bangsa jawi yg tumbuh tetap mencari Tuhan di tanah Jawi, datanglah Hindu, Budha, Islam ….. telah menemui sesuatu yg hilang sejak ribuan tahun silam, mengingatkan wahyu warisan dari ayahnda nabi Ibrahim a.s. …maka tdk heranlah klo masyarakt Indonesia menerima islam karena nenek moyang kita mengajarkan MONOTAISME…  Kemudian datang UJIAN …… datang imperalis Portugis, Belanda, Inggris …… nusantara sebagai bangsa Mala yg dulunya bersatu telah cerai berai terbelah belah ………

Dalam bait Uga Wangsit Siliwangi:”Mingkin hareup mingkin hareup, loba buta nu baruta, naritah deui nyembah berhala. Laju bubuntut salah nu ngatur, panarat pabeulit dina cacadan; da nu ngawalukuna lain jalma tukang tani. Nya karuhan: taraté hépé sawaréh, kembang kapas hapa buahna; buah paré loba nu teu asup kana aseupan. Da bonganan, nu ngebonna tukang barohong; nu tanina ngan wungkul jangji; nu palinter loba teuing, ngan pinterna kabalinger.”
  • ”Semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli, memerintah sambil menyembah berhala. Lalu anak-anak muda salah pergaulan, aturan hanya menjadi bahan omong­an, karena yang membuatnya bukan orang yang mengerti aturan itu sendiri. Sudah pasti: bunga teratai hampa sebagian, bunga kapas kosong buahnya, buah pare banyak yang tidak masuk kukusan. Sebab yang berjanjinya banyak tukang bohong, semua diberangus janji-janji belaka, terlalu banyak orang pintar, tapi pintar keblinger.”
Mangan ora mangan asal kumpul katanya setelah di jajah oleh imperalis, menjadi bangsa yg tidak bersemangat. Layu … Dimanakah alter terahasia bangsa jawi? dimana? Bangsa terbaik, agama terbaik …… apabila bangsa ini menghayati agama sendiri, maka akan terangkatlah ALTER TERAHASIA BANGSA JAWI.

 ”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al Hujuraat : 13.)

“..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan [768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.(Q.S Ar-Ra’d: 11) Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.(Q.S.Ar-Ra’d :18)

Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran,.(Q.S.Ar-Ra’d :19)Yaitu orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian..(Q.S.Ar-Ra’d :20)

“Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) do`a yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya [769]. Dan do`a (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka…(Q.S.Ar-Ra’d :14)

Q.S.Al-Baqarah(2):213:”Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”

Q.S.AL-Maaidah(5):48 :”Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur`an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian [421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu [422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu bila bangsa ini ditata dgn baik dgn hukum ilahi dan benar dengan dilandasi Kerjasama,Toleransi dan damai. …maka jayalah negri ini…
Asal kata Nama Indonesia ; mungkin masih ada yang penasaran tentang asal kata nama INDONESIA…
Catatan masa lalu menyebut kepulauan di antara Indocina dan Australia dengan aneka nama. Kronik-kronik bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai (“Kepulauan Laut Selatan”).

Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang).
Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (“Pulau Emas”, iperkirakan Pulau Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi (“kemenyan Jawa”), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera.

Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil ”orang Jawa” oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekalipun.
Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatera), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi (“semuanya Jawa”).
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok.

Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka sebut ”Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai ”Hindia Belakang”, sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales).

Nama lain yang kelak juga dipakai adalah ”Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais). Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda). Pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu Insulinde, yang artinya juga ”Kepulauan Hindia” (dalam bahasa Latin insula berarti pulau).

Nama Insulinde ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20.
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh.

Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain.
Earl mengajukan dua pilihan nama:Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau).

(Diupload ulang, dari berbagai sumber : Al Qur’an, Buku, Analisis dan Internet)   


ninja kiai pkb banyuwangi

Gusdur ninja kyai PKB Banyuwangi


Gus Dur, Ninja, Kiai PKB, Banyuwangi

Katagori : Artikel - Opini & Aspirasi
Oleh : Redaksi 04 Dec 2003 - 4:39 pm

imageKH Abdurrahman (Gus Dur) tanggal 29 November 2003 mengungkapkan kepada pers terjadinya pembunuhan terhadap dua orang kiai PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) asal Jember dan Lumajang, Jawa Timur. Pelakunya terlatih dan terorganisasi. Kejadiannya mirip teror ninja di Banyuwangi menjelang Pemilu 1999. Ini adalah usaha untuk menggagalkan Pemilu 2004, kata Gus Dur.

Kita teringat pemberitaan media massa lima tahun yang lalu mengenai rentetan pembunuhan terhadap dukun santet (tenung) di Banyuwangi. Korban dipenggal kepalanya, dicincang-cincang, bagian tubuhnya digantung di pohon atau dilemparkan ke dalam masjid. Pembunuhnya berpakaian hitam, bertopeng hitam, bersenjata arit dan pedang, bagaikan ninja Jepang. Rakyat ketakutan dibuatnya.

Akhir Agustus 1998 tercatat lebih dari 50 kasus pembunuhan. Selama bulan September rata-rata tiga kali sehari terjadi pembunuhan. Bulan Oktober teror ninja meningkat.

Rakyat lalu membentuk kelompok-kelompok keamanan desa, berjaga-jaga, mendirikan rintangan jalan, memberlakukan jam malam, dan membalas dengan aksi memburu orang-orang yang disangka ninja. Pada akhir Oktober kelompok-kelompok itu telah menewaskan paling sedikit 35 orang yang dicurigai sebagai ninja.

Lebih dari dua pertiga korban pembunuhan oleh teror ninja adalah pengikut Nahdlatul Ulama (NU). Akhir November jumlah korban di Banyuwangi tercatat sebanyak 140 orang. Polri Banyuwangi dan para camat mengatakan pembunuhan itu diorganisasi.

Pangdam Jawa Timur Mayjen Djoko Subroto mengakui kebanyakan pembunuhan mempunyai modus operandi yang sama. Kapolda Jatim mengatakan para pelaku adalah pembunuh bayaran yang honornya satu juta rupiah untuk satu kali pembunuhan. Sebuah tim pencari fakta dari Komnas HAM membenarkan keterangan tadi.

Berbagai penjelasan diberikan mengenai sebab musabab pembunuhan. Ada yang mengatakan ini adalah gejala histeria massa. Beberapa kelompok penduduk desa membunuh tetangga mereka yang dicurigai melakukan praktik dukun santet.

Ada yang bilang pembunuhan itu berkaitan dengan gerakan anti-komunis tahun 1965-1966. Ketika itu Banyuwangi merupakan basis PKI, dan pemuda Ansor, onderbouw dari NU, melakukan "aksi pemberesan" terhadap orang-orang PKI. Maka ada sangkaan bahwa dukun-dukun santet yang dibunuh itu bukan anggota Ansor dan kini sahabat dan keluarga orang-orang yang dibunuh 30 tahun yang lalu yakni pengikut komunis membalas dendam.

Tetapi hal ini disangsikan, sebab mengapa pembunuhan balas dendam terjadi bulan Oktober 1998, dan tidak sebelumnya? Lagipula cara korban-korban pembunuhan dibunuh secara sadistis mempunyai ciri-ciri khas suatu kampanye yang bertujuan menyebarkan teror. Ada pula yang mempersalahkan golongan Kristen, Tionghoa, Muhammadiyah, dan ICMI sebagai dalang pembunuhan, tapi ini niscaya tak meyakinkan.

Pada tanggal 14 Oktober 1998 diadakan di Tuban rapat dan di sana lebih dari 2.000 ulama NU bertemu dengan para pejabat penanggung keamanan dan ketertiban provinsi Jawa Timur. Para ulama tanpa tedeng aling-aling menuduh para pejabat tadi telah mengasih beking kepada rangkaian peristiwa itu.

Empat tahun setelah peristiwa, seorang sarjana Australia Kevin O'Rourke menulis buku berjudul "Reformasi: The Struggle for Power in Post-Soeharto". Dalam buku ini disingkapkan bahwa akhir Oktober 1998 beberapa perwira purnawirawan dengan latar belakang intel secara terbuka mengutarakan kecurigaan mereka. Adapun Bais (Badan Intelijen Strategis) berada di belakang pembunuhan-pembunuhan di Banyuwangi.

Letkol (Purn) Rudolf Baringbing, perwira Bais yang telah pensiun berkata bahwa, "hanya orang edan yang mau percaya pembunuhan itu murni tindakan kriminal". Baringbing mencatat beberapa ciri dari kerjaan intel: pembunuh-pembunuh itu diorganisasi dengan baik, sifatnya rapi (methodical) dan tampaknya dirancang untuk menebar ketegangan komunal. Dia juga mempertanyakan mengapa para pembesar tidak mengeluarkan statemen mengenai pembunuhan, kendati telah menahan 157 orang yang dicurigai.

Dua orang kolonel lain yang purnawirawan yang juga memiliki pengalaman intelijen setuju dengan pendapat Baringbing tadi. Mereka memastikan bahwa pembunuhan di Banyuwangi sangat mirip dengan operasi-operasi Bais di masa lampau.

Beberapa bulan setelah gelombang pembunuhan mereda, suatu tim wartawan investigatif mengutip secara off-the-record sumber-sumber militer dari Kodam Jatim yang menyatakan bahwa "badan intel militer Bais berada di balik pembunuhan-pembunuhan".

Para wartawan itu menemukan bukti bahwa sebuah tim pejabat intel yang dikepalai oleh seorang letkol berada di Situbondo, dekat Banyuwangi, dari awal bulan Agustus hingga pertengahan September, yaitu periode ketika pembunuhan-pembunuhan terhadap dukun tenung (santet) dimulai dengan sungguh-sungguh.

Tim intel tersebut mengatakan sedang mengumpulkan bukti-bukti mengenai perjudian terorganisasi, kendati judi tidak dikenal di daerah pertanian Banyuwangi. Suatu penyelidikan oleh tim DPR mengkonfirmasikan bahwa rangkaian pembunuhan telah merenggut nyawa 182 orang.

Pembunuhan itu pasti telah diorganisasi, tetapi seperti penembakan di Semanggi (Jakarta), huru hara Mei 1998, dan pembunuhan terhadap mahasiswa Trisakti, tidak ada kesimpulan ditarik mengenai siapa yang bertanggung jawab. Pembunuhan-pembunuhan itu tidak pernah bisa dijelaskan (2002: hlm. 170-171). Semua paparan tadi adalah cerita untuk menyegarkan kembali ingatan kita.

Lima tahun telah berlalu. Kini Gus Dur mengungkapkan pembunuhan dua kiai PKB di Jawa Timur. Tetapi Kapolda Jatim Irjen Hery Susanto di Surabaya tanggal 30 November menepis tudingan Gus Dur. Tewasnya dua kiai adalah murni akibat tindakan kriminal murni. Terlalu jauh untuk mengkaitkan peristiwa tersebut dengan usaha hendak menggagalkan Pemilu 2004, kata Kapolda.

Ketua Umum PKB Alwi Shihab bereaksi. "Untuk mudahnya memang polisi bisa mengatakan, ini kriminal murni. Tapi kami tidak bisa menerima begitu saja."Polisi juga belum mampu mengungkap kasus yang terjadi lima tahun yang lalu, apakah itu kriminal murni atau bukan.

Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto beberapa waktu yang lalu mengatakan kepada pers tentang adanya usaha untuk menggagalkan Pemilu 2004. Kini Gus Dur bicara tentang usaha orang menggagalkan Pemilu 2004. Jika di masa mendatang menyusul tokoh-tokoh lain bicara tentang hal yang sama, jangan-jangan memang Pemilu 2004 bisa gagal.

Segala-galanya tetap berada dalam kabut misterius, walaupun dalam perspektif operasi intel, tampaknya kayak maling teriak maling. Ini bisa bikin pusing, tapi sebelum kita semua pusing, termasuk Presiden Megawati, saya stop di sini saja dan saya ucapkan maaf lahir batin, selamat Idul Fitri. (RioL)

Oleh : Rosihan Anwar
Wartawan Senior

Kiai NU dan Pengurus PKB Lumajang Diteror

Ketenangan dan keselamatan kiai NU dan pengurus DPC PKB Lumajang yang konsisten dengan DPP PKB pimpinan KH Abdurrahman Wahid-Alwi Shihab terusik. Sejak pembunuhan Ketua Dewan Syuro PKB Jatiroto, KH Asmuni Ishaq, kini ganti mereka yang diteror melalui telepon.

Intinya, penelepon meminta mereka tidak neka-neka agar tak menerima nasib tragis seperti Kiai Asmuni.
"Berdasar laporan yang kami terima pada hari ini (kemarin-Red), setidaknya ada tiga pengurus PAC dan DPC PKB yang menerima teror melalui telepon. Selain itu, ada satu kiai NU rumahnya terus dikitari dua orang tak dikenal naik sepeda motor," kata Wakil Sekretaris PKB Lumajang Nanang Hanafie, Selasa (2/12/2003) petang.

Sayang, Nanang keberatan mengungkapkan nama-nama pengurus PAC dan DPC PKB yang menerima teror telepon tersebut. Namun, dia menjelaskan, rumah KH Khidir Fasah pada Senin (1/12) pukul 23.30 terus dikitari dua orang tak dikenal yang naik sepeda motor. Karena tindakan orang tak dikenal itu mencurigakan, saudara Kiai Khidir, Haji Lutfi melaporkan situasi mencurigakan di rumah Kiai Khidir kepada polisi melalui telepon 119.

"Akhirnya memang ada polisi yang meluncur ke TKP di wilayah Kecamatan Lumajang Kota. Namun, orang tak dikenal yang mengitari rumah Kiai Khidir sudah pergi," tambahnya.

Menyinggung isi ancaman kepada pengurus DPC PKB, Nanang mengemukakan, si penelepon gelap mengancam akan menghabisi pengurus DPC dan PAC PKB yang berani bertindak macam-macam. Peneror mengingatkan agar pengurus DPC dan PAC PKB tak terlibat aktif di kepengurusan DPC PKB yang berkantor di Jl KH Iljas. "Kami menilai, teror pada Senin malam tersebut kemungkinan besar masih terkait dengan pembunuhan terhadap KH Asmuni Ishaq," ujarnya.

Memang, pascapemilihan Bupati Lumajang, partai berlambang bola dunia yang dikelilingi bintang sembilan itu dililit persoalan internal. Sebab, kebijakan DPP PKB yang merekomendasikan nama Munif Baisuni tak diindahkan secara konsisten oleh 14 anggota FKB di DPRD Lumajang. Anggota FKB lebih suka memilih Achmad Fawzi, bupati lama Lumajang. Akhirnya, dalam pemilihan bupati Achmad Fawzi terpilih kembali sebagai orang pertama di kabupaten berpenduduk satu juta orang tersebut.

Akibat lebih lanjut dari konflik di internal PKB Lumajang adalah terjadi pembelahan politik di tubuh PKB. Kini ada dua kepengurusan PKB. Pertama, PKB yang berkantor di Jl Suhandak pimpinan Hasan Said yang menolak kebijakan DPP PKB membekukan DPC PKB Lumajang. Adapun PKB yang konsisten dengan kebijakan DPP PKB dipimpin Pjs AS Hikam. DPC PKB tersebut berkantor pusat di Jl KH Iljas. "Nanti kan yang diakui KPU adalah caleg yang diusulkan DPC yang disahkan DPW dan DPP," ujar Nanang Hanafie.

Berdasar hasil Pemilu 1999, PKB Lumajang meraih 14 kursi di DPRD. Partai itu mengumpulkan dukungan 186.648 suara. Adapun partai pemenang di Lumajang pada Pemilu 1999 adalah PDI-P dengan dukungan 214.604 suara. Partai Golkar 82.979 suara, PPP 24.016 suara, dan PAN 13.951 suara.

"Saya nggak mengerti apakah PKB Lumajang sekarang solid atau tidak. Namun, yang jelas NU Lumajang tetap mantap dan semua kegiatannya berjalan lancar. Selama ini hubungan PKB-NU Lumajang aman-aman saja dan tak ada persoalan," kata Ketua PCNU Lumajang H Rofiq.

Satu Saksi

Sementara itu, perkembangan investigasi yang dilakukan tim PKB Lumajang menyebutkan, hingga Selasa (2/12) pukul 17.00, tim investigasi PKB baru meminta keterangan pada satu orang. Yakni, Sugiono (45), warga Desa Nyoran, Kecamatan Jatiroto.

Mengutip keterangan yang disampaikan Sugiono, Nanang Hanafie mengungkapkan, saat terjadi pembunuhan KH Asmuni Ishaq, Sugiono berada di warung dekat rel di timur rumah korban. Sugiono melihat ada enam orang. Beberapa di antara mereka bercelana pendek, bersarung, dan tanpa alas kaki. Mereka berjalan di sisi rel KA ke timur. "Keenam orang tersebut berjalan ke arah perbatasan Lumajang-Jember," kata Nanang mengutip keterangan Sugiono.

Setelah melihat enam orang berjalan ke timur di dekat rel, tak lama kemudian terdengar suara teriakan meminta tolong dari arah rumah KH Asmuni Ishaq. Saksi Sugiono, tambah Nanang, berlari ke arah suara teriakan meminta bantuan tersebut. Ternyata sesampai di rumah KH Asmuni, di situ sudah banyak warga bergerombol melihat apa yang terjadi. Di antara warga yang berada di rumah KH Asmuni setelah pembunuhan ada seorang aparat keamanan.

Menurut Nanang mengutip keterangan Sugiono, sang aparat keamanan itu tidak mengejar ke arah larinya enam orang yang dicurigai sebagai pembunuh, malah melaporkan kejadian mengenaskan tersebut kepada petugas Polsek Jatiroto.

Jarak rumah KH Asmuni dengan kantor Mapolsek Jatiroto memang tak begitu jauh. Mungkin 300-500 meter. Permukiman tempat rumah KH Asmuni berada termasuk padat penduduk. Kanan-kiri rumah almarhum diimpit rumah warga lain. Depan rumah almarhum adalah gudang. Sekitar 25 meter di timur rumah almarhum ada tempat pemotongan hewan (sapi) dan jalan tembus ke selatan, ke arah perlintasan KA jurusan Surabaya-Jember-Banyuwangi.

"Tim investigasi PKB juga akan meminta keterangan kepada penjaga rumah pemotongan hewan. Sebab, berdasar keterangan Sugiono, penjaga rumah pemotongan hewan juga mengetahui ciri-ciri enam orang yang telah menghabisi KH Asmuni. Rumah saksi ini berada di Jember. Karena itu, pada malam ini (Selasa) kami meluncur ke sana untuk meminta keterangan dia," jelas Nanang.

Mengenai motif pembunuhan KH Asmuni akibat konflik internal di PKB, dia menyatakan pesimistis terhadap kebenaran dugaan motif tersebut. "Karena itu, polisi harus cepat mengungkap kasus ini. Ya biar dugaan yang disampaikan Gus Dur bahwa pembunuhan KH Asmuni untuk mengacaukan Pemilu 2004 bisa diklarifikasi," tuturnya.

Nanang mengakui, pada Selasa kemarin ada caleg PKB asal Kecamatan Jatiroto yang telah dimintai keterangan petugas Polres Lumajang di Mapolres. Namanya Husain. Dia dimintai keterangan sejak pukul 11.00. Hingga pukul 15.00 dia masih diinterogasi polisi. "Pada pukul 12.00 saya disuruh mengirim nasi ke Pak Husain di kantor Polres," ungkapnya.

Selain Husain, ada tiga kader PKB yang dicalegkan melalui Kecamatan Jatiroto. Mereka adalah Sholeh, Baihaqi, dan Anang Subandi. "Saya kok meragukan motif pembunuhan terhadap KH Asmuni memperebutkan nomor caleg jadi dari Jatiroto," tegasnya.

Sanggahan Nanang Hanafie secara tak langsung juga dibenarkan Muhammad Imron (30), adik kandung Hajah Mutmainnah, istri KH Asmuni. Imron menjelaskan, KH Asmuni termasuk tipe ulama sederhana, tak gila kedudukan tinggi, tak suka menumpuk harta. "Beliau ulama yang tawadu dan tak ambisius," kata Imron.

Nanang mengungkapkan, selain Sugiono dan penjaga rumah jagal hewan, tim investigasi PKB juga berencana meminta keterangan kepada Husain. Nama lain yang didaftar untuk dimintai tim investigasi PKB adalah kakak kandung almarhum. "Pokoknya kami harus bekerja cepat," tandasnya.(sm/gik)

Motif Pembantaian Ulama dan Umat Islam

"Jika ada ninja tertangkap, jangan serahkan ke aparat, habisi saja di tempat"

Awal spekulasi tentang motif pembantaian ulama dite-ngarai mirip gerakan kiri. Pola-pola pembunuhan ‘dukun santet’ seperti kejadian tahun 1965 adalah pola-pola komunis, ujar Letkol (Inf.) Subihardjo Dandim 0825 Banyuwangi saat dialog masalah santet di Polres Banyuwangi (23/9). Senada dengan itu adalah Kapolri yang mengatakan bahwa pola tindakan para pelaku pembantaian disusupi gerakan PKI. "Bahkan, salah satu pelaku sudah mengaku pernah terlibat gerakan G30S/PKI," tegasnya saat memberi penjelasan di DPR RI (8/10). Mengatakan motif pembantaian disusupi PKI sah-sah saja, pasalnya di Banyuwangi banyak anak-anak mantan PKI yang ayahnya dibunuh paska peristiwa G-30S. Dalam hal ini, motifnya adalah dendam. Dendam sejarah.

Namun, ketika diadakan penyelidikan lebih jauh ternyata ada beberapa anggota ABRI yang terlibat dalam pembantaian ini. Ketua Tandfidziyah NU Jawa Timur Drs H A Hasyim Muzadi menyatakan bahwa ada dua oknum anggota ABRI yang diduga tersangka dalam pembantaian di Banyuwangi. Hal itu dibenarkan oleh Panglima Kodam Jatim Mayjen TNI Djoko Subroto yang kini sedang memeriksa dua personel ABRI tersebut. Tetapi ini pun masih simpang siur. Di Banyuwangi malah tercatat keterlibatan empat oknum anggota ABRI. Tetapi pihak ABRI telah membantah keterlibatan empat oknum tersebut, melalui siaran pers (10/10) kapolda Jatim, tetapi sebelumnya Kaditserse Polda Jatim telah memberi keterangan kepada pers (9/10) tentang penangkapan empat oknum ABRI: Serka Slm, Serka Kk, Serka Sgt, dan Serka Mhm.

Menengarai ABRI sebagai pelaku terorganisir juga beralasan, selain tertangkap keterlibatannya, para pelakunya membawa handy talky (HT) yang menunjukkan bahwa kegiatan ini terkoordinasi dan terorganisir. Guru Besar FISIP Unair, Prof Soetandyo Wignyosoebroeto, menemukan indikasi bahwa langkah-langkah yang dilakukan pelaku pembantaian itu terlatih dalam penggerebekan dan sering dilatih dalam dunia militer. Apalagi kesan aparat keamanan dalam mengamankan situasi di Banyuwangi lambat. Bayangkan, pelaku pembantaian ‘dukun santet’ ratusan orang dan telah meneror berbulan-bulan masyarakat Banyuwangi, aparat keamanan baru berhasil meringkus 29 warga pelaku pembantaian. Kecemasan telah gandrung melarungi perasaan masyarakat Banyuwangi.

Hal semacam itu jelas bukan merupakan tindakan kriminal biasa melainkan mempunyai motif-motif politik tertentu. Apalagi kemudian pembantaian dengan dalih ‘dukun santet’ meluas tidak hanya di Banyuwangi namun hingga ke Demak, Jawa Tengah. Tetapi mengapa? Dan untuk apa? (Mediakrasicom)

Motif Politik

Identifikasi korban menunjukan bahwa yang dibantai bukanlah dukun santet. Sebagaian besar adalah kaum Nahdliyin (NU) dan ada beberapa ulama NU. Misalnya, KH Syamsul yang tewas dibantai adalah Rais Syuriah NU Ranting Pakel, Glagah. Padahal, KH Syamsul memang diketahui tidak mempunyai musuh. Bahkan target sasaran juga menyangkut beberapa tokoh Masyumi dan Muhammadiyah. Misalnya, KH Kahar Muzakir dan KH Muzammil. Begitupula dengan investigasi Ishlah langsung ke lapangan, ternyata dua pengurus DPD Partai Keadilan (PK) Jember juga masuk menjadi target operasi pembantaian ‘dukun santet’, yakni Ir Habib Ihsan dan Mahfudzi Husodo STP, di mana rumah keduanya sudah disatroni dua kali.

Karena lokasi pembantaian memang dikenal dengan basis NU dan mayoritas yang terbantai adalah warga NU, adalah lazim jika motif politik dibalik pembantaian ‘dukun santet’ di alamatkan pertama kali ke NU ini. Tokoh wanita NU yang juga ketua DPP PKB Dra Khofifah Indar Parawangsa menilai kasus pembantaian ini dapat berindikasi memecah belah persatuan warga NU di daerah. Namun Gusdur sendiri – Ketua PBNU – ini dengan hati-hati menolak analisis semacam itu. "Semua itu tergantung yang mau dipecah mau atau tidak," jelasnya. Gusdur lebih cenderung memberikan persoalan ini kepada ABRI. Baru jika ABRI di tingkat lokal dan pusat tidak mampu, NU akan turun tangan.

Tapi, jika menunggu tampaknya jumlah korban akan terus bertambah. Cabang-cabang NU di Jatim telah meminta PWNU mengeluarkan fatwa Perang Sabil terhadap pelaku pembantaian ‘dukun santet’. Agak berbahaya memang jika itu dilakukan. Pasalnya, dapat terjadi ketidakteraturan masyarakat sipil di Jawa Timur. Inikah yang diinginkan dalang pembantaian ‘dukun santet’?

Dr. Daniel Saparinga, pengamat sosial dan politik dari Unair, mengatakan ada semacam politik adu domba untuk mengalihkan perhatian dari isu nasional menjadi isu lokal. "Kalau ini dilakukan oleh ABRI apa masuk akal. Soalnya mereka kan sudah babak belur. Kalau bukan. Siapa mereka?" tanyanya. Tapi Jumat (9/10) di Jember 1 ninja mati tertembak, 2 luka parah. Sampai hari ahad (11/10) dua orang ninja yang terluka masih di ruang ICU. Ketiganya berperawakan tegap, yang masih hidup berlogat Madura, dan yang luar biasa masih hidup itu tidak pernah megeluarkan rintihan kesakitan. Keduanya diam membisu, tiap kali dikorek infonya. Teror juga berdatangan dirumah sakit untuk mengambil paksa dua ninja tersebut. Anehnya sepinya aparat ikut mengamankan RS dari ancaman-ancaman tersebut.

Untuk apa? Yang terakhir ini memang masih bersifat spekulatif jawabannya. Namun, jika tujuannya merusak ketentraman dan menimbulkan kecurigaan satu sama lain, maka hal itu sudah berhasil. Tim investigasi Ishlah menanyakan kepada masyarakat seandainya mereka berhasil menangkap ninja, mereka sepakat dengan kompak: "Jika ada ninja tertangkap, jangan serahkan ke aparat, habisi saja di tempat".

sumber:http://swaramuslim.ne