Buku berjudul Habibie: Kecil Tapi Otak Semua, berisi penggalan cerita-cerita menarik mengenai tokoh yang pernah memimpin bangsa Indonesia sebagai Presiden Republik Indonesia ke-3. Buku yang disajikan dengan sangat ringan, terkesan penuh dengan humor namun sarat arti ini, mengupas sisi lain dari seorang BJ Habibie yang belum diketahui secara umum. Perbedaan antara buku ini dengan buku sejenis terletak dalam setting dan nuansa. Karena rentang waktu kejadian yang cukup panjang, maka urutan kejadian tidak disusun berdasarkan kronologis waktu dan aktualitas, tapi berdasarkan sekat-sekat tema yang sesuai dengan setiap kejadian dan kisah. Sejumlah kisah yang disajikan dalam buku ini adalah kisah yang ’saya’ alami. Kata ’saya’ atau para narasumber tidak akan sama di setiap kisah. Untuk mengetahui siapa narasumber masing-masing kisah, kita dapat membaca bagian akhir buku yang menyajikan dengan jelas tentang siapa ’saya’ dan judul kisahnya.
Buku ini dibuka dengan foto-foto koleksi pribadi milik BJ Habibie. Ada foto saat BJ Habibie sedang menggunakan kamera kesayangannya untuk mengambil gambar, foto berdua dengan Ibu Ainun (termasuk saat menyanyikan lagu ’sepasang bola mata’ di suatu pertemuan), foto BJ Habibie sedang berboncengan dengan mantan Presiden Soeharto di depan Bina Graha, foto BJ Habibie sedang bersama anak dan cucunya, hingga foto yang cukup terkenal yakni BJ Habibie dengan meja kerjanya yang penuh dengan miniatur pesawat terbang. Unik!!!
Secara keseluruhan, buku ini berisi kurang lebih seratus dua puluh satu kisah yang dibagi menjadi sembilan tema yang berbeda. Ada yang menceritakan tentang masa kecil BJ Habibie yang memang lebih suka membaca buku daripada bermain di luar rumah, BJ Habibie yang ternyata tidak punya SIM untuk mengendarai mobil, BJ Habibie yang sangat akrab dengan Presiden Soeharto hingga berani mendebat beliau, BJ Habibie yang gemar sekali menyanyikan lagu ’sepasang bola mata’, kebijakan-kebijakan yang pernah Beliau ambil semasa menjabat sebagai Menristek dan Presiden RI ke-3, serta kenangan-kenangan manis antara BJ Habibie dengan Ibu Ainun.
Membaca buku ini, Aku jadi tau banyak mengenai pemikiran-pemikiran BJ Habibie. Kebijakan-kebijakan yang beliau ambil terkait dengan peningkatan sumber daya manusia Indonesai, hingga beliau mendapat label “Mr. Big Spender”, ternyata tidak melunturkan niat beliau untuk terus mengembangkan SDM yang ada. Karena memang begitulah falsafah pembangunan BJ Habibie, yakni “Meningkatkan nilai tambah(added value) melalui teknologi secara luas”, dengan memaksimalkan ‘fungsi manusia’ Indonesia.
Berikut beberapa pemikiran cerdas seorang BJ Habibie yang aku temukan dalam buku Habibie: Kecil Tapi Otak Semua ini.
Tempalah besi ketika masih sedang panas
Dalam (hukum dan kaidah) teknologi, tidak ada kompromi
Rasional berarti mengakui yang baik itu baik
Seorang pemimpin seharusnya tidak cengeng
Telitilah sampai sejauh mungkin, diluar batas kemampuan sistem yang kamu kaji
Ukuran keberhasilan anda memimpin adalah jika Anda berhasil mencetak kader
Trust is good, but check is better
Ketokohan seseorang dan pengakuan masyarakat ditentukan oleh niat, tindakan, dan prestasi yang dicapai
The devil is the detail
Lebih baik membuang sedikit waktu daripada salah pengertian pada akhirnya
Ada satu kisah, dalam buku ini, yang sangat Aku suka. Kisah yang,..
Apa ya? mungkin bisa dibilang sangat menghibur sampe bikin ngakak, yang
juga menunjukkan bahwa BJ Habibie adalah sosok jenius yang juga gemar
melucu, namun dengan ekspresi yang datar. Salah satu kisah yang paling
Aku ingat, disamping kisah-kisah lainnya yang juga sarat makna. Berikut
kutipannya,..
Pada kesempatan lain, masih di Kakerbeck,
bukan musim dingin, kali ini Ibu Ainun ada di rumah. BJK
mendemonstrasikan memasak nasi goreng, pekerjaan yang biasa dilakukannya
semasa mahasiswa dulu. Walaupun di meja sudah tersedia roti, BJH lalu
mengeluarkan slicedaging sapi asap dari kulkas, lalu disodorkan kepada
Saya. Namun, melihat bentuknya dan warnanya yang merah, Saya ragu-ragu
mengambilnya. BJH lalu bertanya, kenapa?
“Ini bukan daging babi, oke? Jika toh
babi, dia sudah disunat.” Ia bercanda, tetapi tetap serius wajahnya.
Saya tertawa mendengarnya.
Ketika kami duduk di ruang tamu,
memandang keluar rumah melalui dinding kaca dipekarangan hijau luas,
tempat terdapat sebuah oase kecil dan sebatang pohon Oak, BJH kemudian
mengeluarkan kamera kesayangannya. Pada waktu itu kamera belum masuk era
digital. BJH membidikkan kamera kepada Saya dan mengkliknya
berkali-kali. Saya merasa “tersanjung” karena Saya seperti foto model
yang dipotret tidak henti-hentinya. Saya lalu bertanya, “Untuk apa Bapak
memotret Saya terlalu banyak?” BJH dengan santai tanpa melihat ke arah
Saya menjawab, “Filmnya terlalu lama, Saya mau menghabiskan isinya.”
Habibie: Kecil Tapi Otak Semua merupakan buku biografi yang patut untuk dibaca. Selain menyuguhkan tentang kisah-kisah unik BJ Habibie semenjak kecil hingga dewasa, didalamnya juga terdapat banyak pelajaran-pelajaran moral, yang pastinya sangat berguna, terutama untuk para generasi muda negara Indonesia. Kita, patut bangga memiliki seorang BJ Habibie, tapi akan lebih baik lagi jika kita mencontoh pola pikirnya, meniru apa-apa yang baik dari Beliau, bahkan hingga berusaha menyaingi Beliau. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di jaman sekarang ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar