Senin, 14 September 2015

gerwani mereka yang teraniaya

gerwani, kesaksian mereka yang teraniaya

Judul buku: Gerwani: Kisah Tapol Wanita di Kamp Plantungan
• Penulis: Amurwani Dwi Lestariningsih
• Penerbit: Penerbit Buku Kompas
• Cetakan: I, 2011
• Tebal: 296 halaman
• ISBN: 978-979-709-602-1 WIJANARTO
Historiografi perempuan Indonesia hingga kini terkadang masih terasa semacam repertoar gelap dan cenderung stigmatis. Dinamika emansipasi dan instrumen politik menjadi ranah yang sering kali masih sensitif dalam menelaah progresivitas peran dan gerakan perempuan itu sendiri.
Salah satu memori yang masih melekat tetapi cenderung menjadi reportase gelap adalah upaya rekonstruksi historiografi tahun 1965 menjadi penulisan utuh (bukannya seperti serpihan atas beberapa tafsir). Tafsir yang melekat dan sampai sekarang menjadi keyakinan tunggal adalah pendistorsian terhadap organisasi Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani).
Peran organisasi perempuan ini telah ditahbiskan oleh negara melalui teks-teks hingga seluloid film sebagai stereotip perempuan yang kurang bermoral dan terlibat dalam Peristiwa 30 September 1965. Studi Saskia E Wierenga dan Katherine E Mc Gregor menunjukkan betapa wacana tunggal kekuasaan telah melakukan stigmatisasi terhadap lembaga Gerwani. Deskripsi tunggal yang dibenarkan instrumen negara tersebut menumbuhkan proses anarki kekuasaan yang mencuatkan kekerasan simbolik.
Kekerasan simbolik ini melahirkan kepatuhan dan kefasihan dalam diam yang harus diterima oleh perempuan Indonesia. Demikian halnya dengan perlakuan negara yang ditimpakan kepada pengurus dan anggota Gerwani sesudah mereka dituding terlibat di dalam peristiwa 30 September 1965.
Berbeda dengan buku lainnya yang mengupas Gerwani dari sisi institusional serta garis kebijakan politik feminisme, studi Amurwani berbicara tentang kehidupan personal anggota dan pengurus Gerwani ketika mereka dinaturalisasi dalam pusat ”rehabilitasi”, Tempat Pemanfaatan Sementara Tahanan G30S/PKI Golongan Wanita di Plantungan.
Mitos Plantungan sebagai kamp tahanan politik wanita merupakan sejarah gelap yang harus diceritakan. Karena masih banyak yang harus dieksplorasi dan belum diketahui, dibandingkan dengan tempat sejenis di Pulau Buru yang cukup banyak dipublikasi.
Buku yang semula merupakan tesis pascasarjana di Universitas Indonesia ini pada garis besarnya terbagi dalam tiga fragmen, yakni tentang wilayah Plantungan hingga dijadikan sebagai kamp tapol Gerwani, kisah penangkapan anggota dan pengurus Gerwani, hingga mereka di-”plantung”-kan serta kehidupan mereka di Plantungan.
Kamp lepratorium
Berada di wilayah yang terpencil di kaki Gunung Prahu (Kendal), pemerintahan Orde Baru menetapkan Plantungan yang semula merupakan rumah sakit untuk kaum lepra (lepratorium) menjadi kamp tahanan untuk perempuan—meminjam istilah dokter Sumiyarsi Siwirini—”pengidap lepra politik”. Secara ideologis keberadaan kamp ini bertujuan pembinaan tahanan politik agar dapat kembali menjadi warga Indonesia yang baik sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Gelombang pertama kedatangan tapol wanita ke Plantungan berasal dari beberapa tahanan politik dari Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Solo, Ambarawa, dan Surabaya. Termasuk dalam gelombang ini adalah tokoh-tokoh seperti Mia Bustam (mantan istri pelukis Sudjojono), Sri Kayati (istri Rewang), Rose Pandanwangi, dokter Sumiyarsi Siwirini (Orba menjulukinya dokter Lubang Buaya), Murtiningrum (kerabat keraton Yogyakarta), dan Sutiah (istri Ruslan Kamaludin, tokoh PKI Jawa Timur).
Sebagai kamp tahanan politik perempuan, Plantungan menyimpan cerita undercover yang sebelumnya tak pernah terpublikasikan. Ada cerita protes para tapol mengenai pembagian beras yang disebut ”Beras Erwin”. Menurut para tapol, beras ini baunya tajam dan tidak enak. Sumiyarsi melakukan aksi protes saat ada tapol yang muntah setelah mengonsumsinya. Akibat protes tersebut, Sumiyarsi dipindahkan ke blok pengucilan (blok C2) dan kerap dijuluki sesama tapol wanita sebagai ”pig pen” (maksudnya kandang babi).
Juga cerita menarik dari penuturan Mia Bustam yang dipekerjakan sebagai kepala taman. Guna memperindah taman dan menghindarkan rumput tidak terinjak, Mia meletakkan beberapa batu. Persoalan mengemuka ketika pimpinan kamp menghitung jumlah batunya sembilan. Karena petugas tersebut mengaitkan angka 9 dengan bulan September yang mengingatkan tragedi September 1965—angka yang dianggap rawan dalam pemerintahan Orba.
Memori personal
Kekuatan buku ini terletak pada eksplorasi penulisan sejarah yang mengandalkan pada memori personal yang tidak mudah untuk mengoreknya. Terdapat sebagian mantan anggota Gerwani yang menyembunyikan identitas mereka dan mengubah dengan identitas baru. Pengalaman trauma politik dan posisi mereka yang dikorbankan dalam kejadian 1965 adalah alasan penyebab mengapa mereka ingin tetap mengubur masa lalu. Selain mengandalkan memori personal, sumber primer buku ini juga dari beberapa memoar pribadi para mantan tapol ini, seperti catatan Mia Bustam (telah dipublikasikan) atau catatan dokter Sumiyarsi Siwirini.
Apa yang dilakukan penulis di dalam buku ini adalah memindahkan memori personal para mantan tapol (yang secara hukum belum tentu mereka menyandangnya) untuk dihadirkan di ruang publik. Bagaimana mereka menjadi korban turbulensi politik 1965— sebagaimana cerita Sumilah yang salah tangkap atau dilecehkan secara seksual (sebagai perbandingan baca studi Fransisca Ria Susanti, Kembang-kembang Genjer, 2007).
Dalam kekerasan simbolik, obyek perempuan diposisikan sebagai sesuatu pembenaran atas perilaku yang dianggap tipikal, bukan ideal sebagaimana layaknya perempuan. Politik tubuh perempuan yang direpresentasikan atas selera sensualitas merupakan mainstream yang mengemuka. Ketiadaan historiografi perempuan secara adil di Indonesia mengakibatkan perempuan berada pada halaman belakang dan sekadar memenuhi ruang- ruang buram penulisan sejarah. Dan, di Plantungan—meminjam ungkapan Pramoedya Ananta Toer—jangan sampai mereka menjadi warga yang ”dilumpuhkan”.(kompas)
Wijanarto Penulis Lepas, Tinggal di Brebes

Kata Pencarian:

kesaksian korban pki (19),kesaksian pki (12),korban g 30 s pki (12),kesaksian mantan pki (11),kesaksian anggota gerwani (10),kesaksian korban g30s pki (7),kesaksian tapol pki (6),foto tapol wanita gerwani yang di perkosa (6),kesaksian anggota pki (6),pengakuan anak pki (6),tahanan gerwani (6),kesaksian anak pki (6),gerwani (5),penangkapan pki (5),penyiksaan tahanan PKI (5),nasib tokoh2 pki pasca 30s pki (5),pengakuan gerwani (5),pelecehan gerwani (4),pki gresik (4),kesaksian pelaku g30s (4),kesaksian korban g30s (4),kesaksian pelaku g 30 s pki (4),pengakuan gerwani pki (4),trabedi wanita g 30 pki (4),pengakuan mantan pki (4),pengakuan tapol pki (4),kesaksian mantan anggota pki (4),kesaksian g30s (3),pelaku g30s (3),kesaksian korban korban pki (3),kamp tapol pki (3),pelaku dan korban G30S 1965 (3),pengakuan korban pki (3),kesaksian pelaku pki (3),peristiwa g 30 s pki 1965 (3),kesaksian pelaku g30spki (3),kesaksian pelaku g30s pki (3),Penyiksaan anggota pki (3),kesaksian para pelaku g 30 s pki (3),penyiksaan gerwani (3),gambar penangkapan pki (3),kesaksian para gerwani (3),foto anggota gerwani (3),korban gerwani (3),Korban pki (2),gambar gambar penyiksaan pki (2),pengakuan pelaku G30S (2),anggota gerwani yang masih hidup dan kesaksiannya (2),pencarian korban g30spki (2),penyiksaan tapol pki dan gerwani (2),kesaksian korban g 30 s pki (2),foto2 g 30s pki (2),penyiksaan wanita (2),foto-foto gerwani (2),cerita penangkapan pki (2),kesaksian para pelaku g30s/pki (2),pengakuan pelaku g30spki (2),kisah pelaku pki (2),cerita eks tapol gerwani 1965 (2),gerwani lubang buaya (2),gerwani g30s (2),Penuturan korban pki (2),cerita korban pki (2),www cerita korbab G30s/pki (2),penangkapan orang pki (2),KESAKSIAN KORBAN G30SPKI (2),kisah gerwani jogja (2),penangkapan gerwani (2),peran gerwani pada peristiwa G 30 S PKI (2),pengakuan kesaksian nyata g30spki (2),sejarah gerwani pki (2),foto pelaku g 30 s pki (2),nasib gerwani (2),pengakuan anggota pki (2),Pelaku G30SPKI (2),foto kekerasan pki (2),pengakuan ex tapol G30S/PKI (2),pelaku dan korban peristiwa g30s pki (2),kesaksian Rewang (2),pelaku dan korban g30s pki (2),foto foto penyiksaan G30S pki (2),kesaksian keluarga korban g 30 s pki (2),kesaksian g30spki (2),Kesaksian g30s pki (2),perkosa gerwani (2),foto penyiksaan gerwani (2),tokoh gerwani pki (2),kesaksian keluarga korban g30s/pki (2),pengakuan anggota g 30 s pki (1),korban g30s pki di yogyakarta (1),korban penyiksaan oleh pki (1),pengakuan anggota gerwani dalam g30s pki (1),pengakuan anggota gerwani (1),korban penyiksaan pki (1),pengakuan angota pki (1),pengakuan anak korban G 30 S PKI (1),Kisah2 dari pelaku peristiwa g 30 s PKI (1),penangkapan pki di jatim (1),kisah tragedi sumilah (1),korban tapol pki (1),korban pelecehan seksual gerwani (1),korban hidup G30s/pki (1),penangkapan tokoh gerwani pusat (1),korban G30S PKI lobang buaya (1),korban gerwani 1965 (1),pencarian korban g30s (1),Korban dan foto gerwani (1),penangkapan pelaku g30spki (1),pelecehan yang dilakukan oleh anggota g 30spki (1),mantan anggota pki (1),pelecehan yang dilakukan oleh anggota g 30 s pki (1),Mantan ex tapol g30spki (1),masih hidup gerwani (1),memoar pulau buru (1),memoar tahanan g30s (1),pelecehan wanita gerwani pki (1),pelecehan seksual tapol pki (1),pelecehan seksual kepada gerwani (1),pelecehan kepada gerwani (1),nasib anggota pki (1),nasib gerwani setelah g30spki (1),nasib para gerwani (1),kesaksian korban mantan pki (1),pelaku dan korban dari peristiwa G3OS 1965 (1),pembantaian gerwani (1),pembantaian gerwani pki (1),penangkapan pelaku G30s PKI (1),korban pki pulau buru (1),Penangkapan pelaku g 30 s pki (1),Penangkapan para pki (1),kronologi penyiksaan di lubang buaya (1),kronologi penyiksaan g30spki (1),kronologis penangkapan pelaku g 30 s/pki (1),penangkapan gerwani youtube (1),kronologis penyiksaan gerwanh (1),pelaku sejarah gerwani (1),penangkapan g30spki (1),penangkapan dan penyiksaan PKI (1),penangkapan angguta pki (1),Legenda Pki Gambar2 wanita gerwani (1),penangkapan anggota pki (1),pemgakuan gerwani ttg pki (1),pelaku dan korban g30s (1),Pengakuan eks anggota pki (1),perlakuan tapol pki (1),sejarah gelap G30s/pki (1),sejarah nasib terakhir gerwani/g 30 s pki (1),sejarah pki di gresik (1),siapa pelaku korban G30S (1),sumiyarsi siwirini (1),tapol g30s pki pengakuan (1),testimoni korban pelecehan (1),tokoh pki surabaya 1965 (1),tragedi g30spki 1965 kesaksian tokoh2 (1),saksi pelaku pki di solo (1),ruang penyiksaan pki (1),resensi tragedi g30s pki 1965 (1),photo2 penangkapan dan tahanan anggota pki (1),photo2 penyiksaan PKI (1),pki gerwani di jawa (1),PKI GRESIK PEMBANTAIAN (1),poto pki merkosa wanita indo (1),proses pencarian korban PKI d lubang buaya (1),pulau buru tempat penyiksaan anggota pki (1),rahasia penangkapan gerwani (1),rahasia penyiksaan di peristiwa g 30 s /pki (1),video gerwani pki (1),video korban kekerasan G-30S (1),video pelaku pki (1),www kesaksian pelaku G30spki com (1),www korbang30s/pki com (1),www lubang buaya 1965 gerwani (1),yotube pki plantungan (1),youtube kekuatan pki (1),youtube kesaksian korban g30spki (1),youtube para eks tapol gerwani pki buka suara (1),youtube penangkapam pki (1),youtube pengakuan anak PKI (1),www kesaksian korban pki (1),www kesaksian korban pembantaian com (1),www kesaksian G30s com (1),video penangkapan gerakan g 30spki (1),vidio you tube gerakan gerwani (1),wanita anggota pki (1),wanita korban PKI (1),web tentang kejadian atau kesaksian peristiwa G30S PKI (1),www foto-foto Gerwani com (1),Www gambar gerwani pki (1),www gambar korban G_30s_pki 1965 com (1),www kesaksian g 30 s pki (1),Yuotube kesaksian ketua gerwani saat tahanan (1),perkosagerwani (1),pengakuan eks pki yang selamat (1),pengakuan pengubur massal 1965 (1),pengakuan penyiksa PKI (1),pengakuan penyiksaan mantan anggota gerwani (1),pengakuan perempuan yg di lecehkan (1),pengakuan tahanan gerwani (1),pengakuan tapol (1),pengakuan tapol gerwani (1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar